Daerah HARI SANTRI 2020

Contoh Para Ulama Terdahulu, Santri Milenial Harus ‘Multi Talent’

Kam, 22 Oktober 2020 | 13:00 WIB

Contoh Para Ulama Terdahulu, Santri Milenial Harus ‘Multi Talent’

Istighotsah dalam rangka Hari Santri 2020 di Komplek Pemakaman KH Ghalib, Pringsewu Lampung. (Foto: NU Online/Faizin)

Pringsewu, NU Online
Banyak sumber yang menyebutkan bahwa ulama zaman dulu tidak hanya mahir dalam satu bidang khususnya bidang agama. Para ulama memiliki keunggulan di berbagai bidang sehingga mampu menjadi teladan dan mewariskan berbagai disiplin keilmuan dan keterampilan dalam kehidupan untuk masyarakat.


“KH Ghalib bisa menjadi sosok yang patut dicontoh oleh para santri milenial. Santri KH Hasyim Asy’ari ini selain alim dalam bidang agama, beliau juga merupakan sosok yang aghniya (orang kaya) yang memiliki berbagai macam usaha,” kata Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, Lampung, H Taufik, Rabu (21/10) malam.


Ungkapkan tersebut ia sampaikan saat memberi sambutan pada kegiatan Istighotsah dalam rangka hari santri di Komplek Pemakaman KH Ghalib. Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun dalam upaya meneladani kiprah KH Ghalib yang merupakan pahlawan pejuang di Kabupaten Pringsewu.


KH Ghalib merupakan sosok yang multi talent dan secara ekonomi adalah sosok yang kaya. Ia menggunakan kekayaan yang dimilikinya untuk berdakwah dengan mendirikan pesantren, mendirikan masjid, dan membantu masyarakat sekitar.

Foto: Komplek Makam KH Ghalib

 

“Ini yang patut dicontoh oleh para santri. Apalagi di era modern saat ini di mana berbagai disiplin keilmuan terus berkembang. Para santri harus mampu mengikuti perkembangan zaman dengan tidak meninggalkan karakter santri,” katanya.


Sementara itu, Wakil Bupati Pringsewu H Fauzi yang ikut serta dalam kegiatan istighotsah tersebut mengajak para santri untuk terus mengisi kemerdekaan yang telah diwariskan oleh para pejuang dan ulama. Cara mengisinya adalah dengan terus menjaga kebersamaan dalam kehidupan sehingga keseimbangan hidup masyarakat dapat dijaga.


“Yang berjasa adalah para ulama. Namun bukan dinamakan Hari Ulama, tapi Hari Santri. Ini menunjukkan bahwa ulama adalah santri, santri adalah penerus ulama. Santri menjadi pioner untuk kebersamaan membangun bangsa dan agama,” katanya pada kegiatan yang dihadiri jamaah terbatas untuk menjaga protokol kesehatan di tengah pandemi ini.


Kegiatan istighotsah itu  dipimpin oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pringsewu KH Hambali dan ditutup dengan doa yang diimami oleh KH Anwar Zuhdi, Wakil Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Pringsewu.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Aryudi A Razaq