Daerah

Corona Berhenti, Pesantren Tsamrotul Hidayah Jepara Kembali Peringati Nuzulul Qur’an

Jum, 14 April 2023 | 08:30 WIB

Corona Berhenti, Pesantren Tsamrotul Hidayah Jepara Kembali Peringati Nuzulul Qur’an

Sejumlah santri peserta khatmil Qur'an Pesantren Tsamrotul Hidayah Ngasem, Batealit, Jepara, saat tampil dalam gelaran Nuzulul Qur'an pada Kamis (13/4/2023) malam. (Foto: Dok. PP Tsamrotul Hidayah)

Jepara, NU Online
Pesantren Tsamrotul Hidayah Ngasem, Batealit, Jepara, Jawa Tengah kembali mengadakan peringatan Nuzulul Qur'an pada Ramadhan 1444 Hijriah ini. KH Mustajib selaku Pengasuh Pesantren mengatakan bahwa peringatan Nuzulul Qur’an dan khataman Al-Qur’an di pesantrennya ini sempat terhenti selama tiga tahun karena pandemi Covid-19.


"Mandeg goro-goro ono Corona (berhenti karena ada virus Corona). Karena Corona-nya sudah pergi, maka kami mulai lagi," kata Kiai Tajib, sapaan akrabnya, di hadapan ratusan Nahdliyin yang memenuhi halaman pesantren, Kamis (13/4/2023) malam.


Dalam video streaming YouTube milik salah seorang santri, Kiai Tajib bercerita bahwa peringatan Nuzulul Qur’an telah dirintisnya sejak 1994. "Alhamdulillah istiqamah. Berhenti karena ada Corona. Jika tidak, tentu tetap dilaksanakan," tuturnya.


Menurut santri Mbah Ma’shoem Lasem ini, peringatan Nuzulul Qur’an di era masa kini tidak terlalu banyak diminati masyarakat. Maulid Nabi justru lebih disukai, bahkan ramai sekali hingga jadwal tim hadrah tidak muat tanggalnya

​​​​​​​
"Mulai pagi, siang, sore, sampai malam. Nah, Nuzulul Qur’an itu tidak terlalu laku. Oleh karena itu, saya uri-uri (pelihara) dan hidupkan acaranya meskipun masyarakat kurang terlalu suka mengaji," ungkap Kiai Tajib​​​​​​​​​​​​​​.


"Akan tetapi, karena Al-Qur'an itu kitab suci maka tidak akan kendor. Insyaallah barakah. Amin,” sambung Rais Syuriyah Pengurus Ranting NU Ngasem ini.

​​​​​​​

Kiai Tajib sangat bersyukur karena meski sempat terhenti selama tiga tahun akibat pandemi, pesantren yang ia pimpin bisa melaksanakan kembali agenda tahunan itu. Tahun ini, 10 santri mengikuti takhtimul Qur’an bin nadzar dan 1 santri bil ghaib alias hafalan. Sebagai pamungkas, kegiatan ditutup pengajian umum dengan penceramah KH Ahmad Nasihin dari Mlonggo, Jepara. 


"Sedikit banyak, jika kita khurmat atau menghormati Al-Qur’an insya Allah hidupnya berkah. Kaya mberah (mendapat rizki banyak) jika tidak dibuat untuk hal-hal kebaikan seperti kegiatan Nuzulul Qur’an bakal dadi angin (niscaya hilang begitu saja)," tuturnya.

 

Guru senior di MTs Miftahul Huda Ngasem ini menambahkan, gelaran Nuzulul Qur’an didahului Khatmil Qur’an oleh para santri sejak sore. Kemudian, dilanjutkan pembacaan Maulid Nabi yang dipandu oleh tim Rebana Al-Muhibbin Mindahan, Batealit, Jepara.


"Saya tinggal memimpin tahlilan dalam rangka haul untuk para masyayikh kita. Antara lain Syaikhona Kholil Bangkalan. Sekarang ini kami istiqamahkan istighotsah-nya setiap Ahad Pon malam Senin Wage," ungkap Kiai Tajib.

 

Selain itu, kiai yang dihauli adalah Hadratus Syekh KH M Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang, KH Ma’shoem Ahmad Lasem Rembang, dan KH Dimyati Rois Kaliwungu Kendal.

 

"Mbah Hasyim karena saya diberi amanah untuk menjadi pengurus NU di desa ini. Lalu, Mbah Ma'shoem Lasem karena saya adalah santri beliau. Empat anak saya juga santri beliau. Kemudian, Mbah Dim karena saya mendapatkan amanat sebagai pengurus KBIH Jepara," terangnya.

 

Di akhir pidato, Kiai Tajib berharap seluruh hadirin mendapatkan berkah dari para ulama yang dihauli dan para tokoh yang tidak disebutkan nama-namanya sehingga mendapatkan tambah kebaikan.

 

"Wabil khusus karena kecintaan kita kepada Al-Qur’an, menghormati ulama melalui haul, dan cinta rasul melalui Maulid Nabi. Semoga hidup kita tambah berkah," pungkasnya.


Pewarta: Musthofa Asrori
​​​​​​​Editor: Kendi Setiawan