Daerah

Fatayat NU Tulungagung, dengan Bank Sampah Ubah Sumber Penyakit Jadi Duit

Jum, 25 September 2020 | 15:30 WIB

Fatayat NU Tulungagung, dengan Bank Sampah Ubah Sumber Penyakit Jadi Duit

Pembinaan Bank Sampah yang bersinergi dengan Dinas Lingkungan Hidup ini merupakan bentuk wujud fatayat peduli dengan lingkungan. (Foto: Khoirul Anam)

Tulungagung, NU Online

Sampah sampai saat ini menjadi salah satu permasalahan  yang belum terselesaikan. Sampah bisa menyebabkan sumber penyakit, pencemaran bahkan banjir. Karena itulah sampah perlu di kelola secara profesional salah satunya melalui bank sampah.


Sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Gondang Tulungagung, bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat memberikan sosialisasi pengelolahan sampah melalui bank sampah kepada kader kadernya. Sosialisasi berlangsung di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Asy-Syafiiyah, Kamis (24/9).

 

Ketua Pimpinan Anak Cabang Fatayat NU Gondang, Naim Matusalimah, menyampaikan sebagai organisasi social kemasyarakatan Fatayat NU tidak hanya berkutat pada pengajian dan kajian-kajian keagamaan. Fatayat NU harus peka dan peduli dengan lingkungannya.

 

"Lingkungan yang bersih, rapi dan nyaman adalah dambaan setiap warga masyarakat dan manifestasi dari dalil Annadhofatu minal iman. Kebersihan bagian dari iman. Berkawan dengan sampah, mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dan memiliki nilai ekonomi. Nilai ekonomi inilah yang sangat dibutuhkan untuk  menjalankan roda organisasi," jelas Naim.

 

Adanya bank sampah fatayat diharapkan mampu menjadi sumber dana yang dapat digunakan sebagai kegiatan sosial. Kebutuhan fundrising pun dapat tercukupi. "Mendirikan bank sampah di tiap ranting satu bank sampah, sehingga sampah sumber penyakit menjadi sumber duit," ungkapnya.

 

Sementara Rudi Yusdiantoro Kasie Pengurangan Sampah Dinas Lingkungan Hidup ( DLH) Kabupaten Tulungagung mengapresiasi progam Fatayat NU Tulungagung yang perduli terhadap lingkungan. Menurutnya, manajemen sampah bisa dimulai dari sumbernya, yakni rumah tangga.

 

Sampah rumah tangga diharapkan tidak dibuang begitu saja. Akan tetapi, dipilah terlebih dahulu agar memudahkan pendistribusian untuk pengolahan lebih lanjut. Hal ini agar tidak mencemari lingkungan serta dapat meningkatkan nilai ekonomis sampah.


"Pengelolaan sampah secara kolektif dengan prinsip daur ulang, melalui bank sampah merupakan suatu alternatif sistem manajemen sampah yang diharapkan dapat membantu pemerintah dalam menurunkan jumlah sampah terbuang ke lingkungan. Saat ini pengelolaan bank sampah diperkirakan mencapai empat persen," jelas Rudi Yusdiantoro.

 

Oleh karena itu, lanjut dia, pemerintah bersama Fatayat NU mengajak lebih banyak masyarakat untuk mengelola sampah rumah tangga agar membantu pengurangan sampah yang dibuang ke lingkungan.

 

"Bank Sampah diharapkan mengelola sampah dengan prinsip 3-R (Reduce-Reuse-Recycle) atau kurangi-gunakan kembali-daur ulang, sebagaimana program nasional dalam Undang Undang Nomor 18 tahun 2008," paparnya. 

 

Kontributor: Khoirul Anam

Editor: Kendi Setiawan