Daerah

Gandeng Rabithah Alawiyah, NU Pekalongan Tanam Mangrove di Pantai

Sab, 23 November 2019 | 10:00 WIB

Gandeng Rabithah Alawiyah, NU Pekalongan Tanam Mangrove di Pantai

Wali Koya Pekalongan *tengah kaos merah) bersama Ketua PCNU dan Rabithah Alawiyah di acara tanam pohon mangrove (Foto: NU Online/Abdul Muiz)

Pekalongan, NU Online
Untuk membantu mengatasi abrasi pantai di pesisir utara Kota Pekalongan, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan, Jawa Tengah  bekerjasama dengan Rabithah Alawiyah dan Brimob Pekalongan melakukan penanaman pohon mangrove di kawasan pesisir pantai Kota Pekalongan.
 
Penanaman bertajuk 'Peduli Lingkungan' dari NU diwakili Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) menanam sekitar 1000 pohon pada Sabtu (23/11).
 
Ketua PC LPBINU Kota Pekalongan, M Ali Imron kepada NU Online mengatakan, kegiatan penanaman pohon mangrove sebagai aksi nyata NU, Rabithah Alawiyah, dan Brimob untuk membantu mengatasi abrasi yang cukup parah di pantai utara Kota Pekalongan.
 
"Ini merupakan aksi nyata LPBINU, Rabithah Alawiyah, dan Brimob memperbaiki lingkungan di kawasan pantai agar abrasi tidak semakin parah. Dan penanaman mangrove ini adalah solusi tepat untuk jangka panjang, sehingga pantai utara Kota Pekalongan terselamtkan," ujarnya.
 
Dikatakan, aksi penanaman pohon mangrove tidak hanya dilakukan kali ini saja, akan tetapi ke depannya akan terus dilakukan secara berkala dengan mengajak berbagai pihak dan kelompok pemerhati yang peduli terhadap kelestarian lingkungan.
 
"Ke depan LPBINU Kota Pekalongan akan terus mengajak kepada masyarakat dan pihak-pihak yang peduli terhadap pelestarian lingkungan untuk bersama-sama menanam pohon mangrove," jelasnya.
 
Wali Kota Pekalongan, HM Saelany Mahfudz yang ikut menyaksikan kegiatan penanaman pohon mengaku gembira ada kelompok masyarakat yang peduli terhadap pelestarian lingkungan khususnya di kawasan pantai.
 
"Saya sangat gembira ada kelompok masyarakat yang sangat peduli terhadap kawasan pantai di Kota Pekalongan. Tentu kami akan mensupport terus agar kegiatan penanaman mangrove ini massif dilakukan," paparnya.
 
Dirinya juga akan mendorong kepada ormas-ormas lain termasuk para pelajar di Kota Pekalongan secara bergiliran melakukan hal yang sama sebagaimana yang telah dilakukan NU Kota Pekalongan.
 
"Jika hal ini dilakukan secara terus menerus, maka persoalan abrasi bisa diatasi dan garis pantai yang tergerus air laut dapat diselamatkan," pungkasnya.
 
Diketahui, hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di air payau dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
 
Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya abrasi tanah, salinitas tanahnya yang tinggi, serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. 
 
Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.
 
Pewarta: Abdul Muiz
Editor: Ali Musthofa Asrori