Daerah

GP Ansor Berharap 4 Mahasiswa China asal Pamekasan, Tetap Semangat

Rab, 19 Februari 2020 | 05:30 WIB

GP Ansor Berharap 4 Mahasiswa China asal Pamekasan, Tetap Semangat

Syafiuddin, Ketua PC GP Ansor Kabupaten Pamekasan. (Foto: NU Online/Hairul Anam)

Pamekasan, NU Online

Jangan pernah ada diskriminasi terhadap warga Indonesia yang pulang dari China karena kasus virus Corona. Lebih-lebih mahasiswa Indonesia yang mengenyam pendidikan di negeri Tirai Bambu tersebut.

 

"Termasuk 4 mahasiswa asal Kabupaten Pamekasan yang baru pulang dari studinya di China. Mereka pulang dalam keadaan bersih dari virus Corona. Sebab, sudah dikarantina selama 14 hari sebelum pulang ke kabupaten ini," terang Ketua PC GP Ansor Pamekasan, Syafiuddin, saat ditemui di kantornya, Jalan R Abd Aziz, Nomor 95, Jungcangcang, Kecamatan/Kabupaten Pamekasan, Rabu (19/2).

 

Diterangkan, para mahasiswa tersebut pulang dalam keadaan sehat. Mereka baru bisa pulang setelah melalui proses karantina selama 14 hari di Kabupaten Natuna dan dinyatakan bebas dari virus Corona.

 

Mahasiswa tersebut adalah Tika Putri Laksmi, Anggieta Salsabila Noeraliza, Iham Tri Kusnadi, Putri Dewi Candra Kirana.

 

"Kami mengapresiasi sikap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan yang mensupport kepulangan mereka. Yakni, dengan diundang ke Mandhapa Agung Ronggosukowati, Senin (17/2) malam," ungkap Syafiuddin.

 

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pamekasan tersebut mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang. Sikap yang berlebihan, apalagi sampai menyebar hoaks mahasiswa pulang membawa virus Corona, itu sangat tidak baik dan bertentangan dengan ajaran agama Islam.

 

"Setiap yang berbau hoaks atau berita bohong, itu masuk katagori munafik yang dikecam agama, jelas tergolong dusta. Mari kita hindari," tegas Syafiuddin.

 

Alumnus Pesantren Al-Mardliyah, Waru, Pamekasan tersebut juga memberi pesan khusus kepada para mahasiswa Pamekasan yang studi di Cina agar jangan sampai patah semangat.

 

"Kabarnya mereka tetap menjalani studi jarak jauh, yakni via online. Kami berharap adik-adik mahasiswa Cina asal Pamekasan tetap fokus pada belajarnya. Bersyukurlah karena dihindari dari virus Corona," terang Syafiuddin.

 

Syukur tersebut, tambahnya, tidak sekadar berkaitan dengan kesehatan fisik bebas virus Corona. Namun, juga berkaitan dengan kesehatan mental.

 

"Karena ketika terjerat virus Corona, imbasnya juga pada psikologis. Mentalnya bisa rapuh karena terisolasi dari lingkungan sosial, termasuk harapan untuk sembuh sangat minim. Alhamdulillah semoga kita selalu dilimpahi kesehatan lahir-batin," tukasnya.

 

Sementara itu, Wakil Bupati Kabupaten Pamekasan Raja’e membenarkan keempat mahasiswa itu tidak satu pun yang menderita penyakit virus Corona.

 

“Mereka sehat lahir-batin. Selama karantina dan dilakukan observasi oleh Kemenkes RI saat mendarat di Indonesia, tidak ada tanda-tanda terkena penyakit Corona. Tentu itu fakta positif yang mesti disikapi secara positif oleh kita," terangnya.

 

Setelah pulang dari China, para mahasiswa itu mengikuti kegiatan belajar mengajar via online. Semuanya belajar seperti biasa dan kembali lagi ke China setelah di sana dinyatakan aman dari virus Corona.

 

"Mohon doanya ya, semoga virus tersebut segera sirna. Saya ingin kembali belajar normal, tidak jarak jauh seperti saat ini," ujar Putri Dewi Chandra Kirana.

 

Kontributor: Hairul Anam

Editor: Aryudi AR