Daerah

GP Ansor Sumenep: NU dan NKRI, Ikatan yang Tak Bisa Dilepaskan

Ahad, 12 Januari 2020 | 00:00 WIB

GP Ansor Sumenep: NU dan NKRI, Ikatan yang Tak Bisa Dilepaskan

Ketua PC GP Ansor Sumenep, M. Muhri saat memberikan sambutan di acara Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD), PAC GP Ansor Batu Putih, (11/1). (Foto: NU Online/Sulaiman)

Sumenep, NU Online

Tidak bisa dibantah bahwa peranan ulama dalam memperjuangkan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) cukup besar. Mereka secara konsisten berjuang menjaga keutuhan tanah air dari cengkeraman kuku penjajah.

 

Salah satu bukti nyata adalah terbitnya resolusi jihad. Pada tanggal 22 Oktober 1945, Kiai Hasyim Asy'ari menyerukan sebuah deklarasi kepada para santri dan umat Islam untuk berjuang demi menjaga NKRI dari rongrongan penjajah. Resolusi itu disampaikan kepada pemerintah dan umat Islam Indonesia untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan bangsa.

 

"Peran ulama, khusus ulama NU tidak bisa dilepaskan dari perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Sehingga kita bisa menikmati kehidupan berbangsa dan bernegara dengan tenang, damai dan tenteram," tegas Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda Ansor Sumenep, Jawa Timur, M. Muhri saat menyampaikan sambutan pada Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Batu Putih di Sumenep, Sabtu (11/1).

 

Anggota DPRD Kabupaten Sumenep itu menyebutkan bahwa NU merupakan bagian dari berdirinya NKRI. Karena itu, menjaga keutuhan republik ini menjadi kewajiban bagi Nahdliyin meskipun dengan nyawa taruhannya.

 

"Perjuangan ulama NU harus dijadikan inspirasi dan teladan dalam mengawal NKRI, dan mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang bermanfaat terhadap bangsa dan negara," tambah mantan Ketua PC PMII Sumenep tersebut.

 

Muhri menambahkan, Indonesia sekarang dalam kondisi yang memprihatinkan. Upaya rongrongan dari dalam maupun luar terus gencar dilakukan pihak-pihak yang tak ingin negara ini utuh dengan tetap berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Seperti munculnya paham radikalisme. Jika itu dibiarkan akan bisa mengusik bahkan menghancurkan keutuhan bangsa dan negara ini.

 

"Perpecahan jangan sampai terjadi. Jangan mau diadu domba. Kita sebagai kader muda NU punya tugas dan tanggungjawab besar untuk berada di garda terdepan menumpas semuanya," tukas Muhri.

 

Kontributor: Sulaiman

Editor: Aryudi AR