Daerah

Guru-guru Ma’arif Harus Adaptasi dengan Teknologi

Kam, 3 Oktober 2019 | 07:30 WIB

Guru-guru Ma’arif Harus Adaptasi dengan Teknologi

Workshop Cinematografi digelar Ma'arif Mojoagung untuk meningkatkan kreatifitas dalam dunia desain video. (Foto: NU Online/Rifqi Nurul Hidayat)

Jombang, NU Online
Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif tingkat Mejelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur mengadakan Workshop Cinematografi di Sekolah Menegah Kejuruan Nahdlatul Ulama (SMKNU) Unggulan Mojoagung. Kegiatan dengan tujuan melatih kreatifitas dalam dunia desain video ini, diikuti dua perwakilan guru-guru Madrasah Ibtida'iyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) di lingkungan MWC Mojoagung, Rabu (2/10).
 
Ketua Pengurus Cabang (PC) LP Ma'arif Jombang, Nur Khozin mengemukakan, guru-guru di lingkungan madrasah di bawah naungan Ma’arif harus bisa beradaptasi dengan teknologi dan media sosial yang berkembang. Untuk itu perlu ada upaya-upaya guna mendorong mereka untuk bisa memanfaatkan perkembangan itu. Sementara workshop ini dinilai mampu memperkaya kreativitas dalam membuat konten-konten video lembaga pendidikan yang bisa dilirik oleh banyak orang.
 
"Dalam menghadapi tantangan industri 4.0 kita jangan sampai surut dan pasif, justru harus aktif  untuk mengembangkan inovasi.  Selain itu sebagai sarana untuk memperkenalkan madrasah dan segudang aktivitas kegiatan di madrasah," jelasnya. 
 
Kendati begitu, yang harus menjadi catatan penting bagi semua guru di madrasah adalah harus menjaga etika saat membuat konten video, juga  dalam bermedia sosial. Para guru hendaknya dapat memilah dan memilih konten-konten yang mendidik dan atau tidak mendidik.
 
“Dalam bermedia sosial jangan sampai tinggalkan etika santri, jika berita dan konten lain tidak baik maka tidak perlu di-share, lalu kalau berita itu baik bagi dirinya sendiri dan khalayak maka boleh di-share,” imbuhnya.
 
Menurut pandangan dia, pada dasarnya, Jombang yang sudah dikenal dengan Kota Literasi itu satu sisi berimplikasi kepada warganya, termasuk pengelola lembaga pendidikan untuk melek literasi. Termasuik juga harus mahir dalam pemanfaatan teknologi.
 
“Jombang sebagai Kota Literasi harus mulai digalakkan oleh madrasah agar membekali peserta didik mampu memfilter konten-konten yang kurang mendidik pasca dari kegiatan ini,” ungkapnya.
 
Pegawai KUA Mojoagung ini meyakini, para guru saat ini memiliki akun media sosial yang bisa dimanfaatkan dengan baik. Mereka harus aktif dengan memproduksi konten-konten positif dan menyebarluaskannya. Mulai dari berita, artikel atau opini hingga konten video yang mengedukasi.
 
"Maka hadirnya kegiatan ini menjadi edukasi bagi para guru, ke depannya pembuatan film (video, red) ini bisa menjadi daya tarik bagi lembaga dalam mengisi konten-konten kreatif. Seperti profil madrasah sangat dibutuhkan agar mudah diakses di dunia maya,” terangnya.
 
Sementara itu, Syuriah MWCNU Mojoagung, KH Muhajirin berharap, kegiatan tersebut menjadi semangat tersendiri bagi pengelola madrasah khususnya untuk semakin memajukan lembaganya. “Kegiatan ini diharapkan bisa menggerakkan organisasi baik Ma’arif ataupun madrasah untuk lebih berkembang,” ucapnya.
 
Kontributor: Rifqi Nurul Hidayat
Editor: Syamsul Arifin