Daerah

Gusdurian Peduli Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi

Sab, 13 Januari 2024 | 10:00 WIB

Gusdurian Peduli Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi

Gusdurian Peduli menyalurkan bantuan kepada warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT, Sabtu (13/1/2024). (Foto: dok. Gusdurian Peduli)

Jakarta, NU Online

Gusdurian Peduli menyalurkan bantuan kepada warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT. Bantuan tersebut berupa pembagian 5.000 lembar masker, air minum bersih, dan layanan kesehatan.


"Gusdurian Peduli telah menyalurkan sebanyak 5.000 lembar masker kepada 3.693 warga yang mengungsi di rumah penduduk yang tersebar di 76 titik lokasi pengungsian," tutur Mansetus Balawala, salah seorang relawan Gusdurian Peduli, Sabtu (13/1/2024).


Mansetus bersama 3 orang rekannya sejak tanggal 5 Januari 2024 turun ke lapangan untuk melakukan pendataan dan asesmen kebutuhan. Hasil asesmen Gusdurian Peduli memaparkan bahwa persebaran pengungsi erupsi Gunung Lewotobi laki-laki terletak di 10 titik pengungsian terpadu dan lebih dari 71 lokasi rumah warga di 13 desa. 


Adapun kondisi terkini di lokasi pengungsian, khususnya di pengungsian yang berada di rumah warga, dia mengatakan belum mendapatkan pelayanan yang maksimal dari pemerintah, terutama pelayanan pada kelompok rentan.


Temuan tersebut, dijelaskan Mansetus, karena tidak semua warga yang mau menampung para pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki ini memiliki kemampuan ekonomi, ada juga yang pas-pasan.


Akibatnya, kata Mansetus, warga-warga yang ekonominya pas-pasan ini mengalami banyak kesulitan saat membantu para pengungsi tersebut, mulai dari bahan pangan, air bersih hingga alas tidur.


"Hampir di setiap lokasi pengungsian di rumah warga sangat kekurangan alas tidur, terutama untuk kelompok rentan seperti balita, anak-anak, lansia dan disabilitas. Bahkan ada yang tidur di lantai tanah dengan alas seadanya," ucapnya.


Mansetus menjelaskan beberapa kebutuhan mendesak yang sangat diperlukan para pengungsi antara lain, yaitu alas tidur untuk para pengungsi yang berada di rumah-rumah warga, obat-obatan, dan pelayanan kesehatan.


"Ke depan akan mulai mendistirbusikan air minum yang dilakukan selama sebulan penuh. Bantuan ini sangat penting karena mereka saat ini mengalami kesulitan air bersih, seperti di Desa Lamika dan Tuakepa," jelas dia.


Saat ini, bantuan ini masih dalam perjalan dari Surabaya ke Maumere melalui kapal laut. "Kita akan jemput bola. Bila barangnya sudah di Maumere akan kita ambil ke sana. Dengan demikian apa-apa yang menjadi kebutuhan  pengungsi  bisa disalurkan dengan segera," tambah Balawala.


Dalam menyalurkan bantuan, Gusdurian Peduli menghadapi hambatan seperti terbatasnya personel relawan, jarak antar desa yang jauh, daerah merah, dan keterbatasan logistik lokal dan mobilisasi sumber daya dari luar NTT yang membutuhkan biaya besar.


"Ada beberapa kebutuhan lain yang masih sangat diperlukan oleh para pengungsi, seperti bahan makanan, kelambu, layanan untuk kelompok rentan dan lain sebagainya tapi kami terbatas jarak dan jumlah relawan," terang Mansetus.


Bagi masyarakat yang ingin membantu warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, bantuan bisa disalurkan melalui galang dana Gusdurian Peduli di kitabisa.com/humanityforall atau Rekening BCA 8610603999 a.n Yayasan Jaringan Gusdurian Peduli dengan keterangan Flores Timur.


Bantuan berupa barang dikirim ke Posko Gusdurian Peduli yang berlokasi di Jalan III Lorong Alem Mart, RT 15 RW 07 Lingkungan Tabali, Kelurahan Sarotari, Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT. Bantuan yang dikirim dapat mengonfirmasinya ke Mansetus Balawala di nomor 081233780480.


Gunung Lewotobi naik status level IV, 5.464 orang diungsikan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan ada 5.464 orang mengungsi akibat peningkatan aktivitas vulkanik yang terjadi pada Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

 

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan para pengungsi itu terdiri dari 2.659 laki-laki dan 2.805 perempuan.


"Data terpilah dari total tersebut, diantaranya lansia 575 jiwa, anak-anak 312 jiwa, ibu menyusui 118 jiwa, balita 76 jiwa, ibu hamil 23 jiwa, dan disabilitas 12 jiwa," kata Muhari dalam keterangan di Jakarta, Kamis.


Jumlah pengungsi terbanyak, lanjutnya, berasal dari Kecamatan Wulanggitang yang mencapai 3.609 orang, lalu diikuti pengungsi dari Kecamatan Titehena yang mencapai 1.698 orang.


Pemerintah daerah setempat telah menetapkan status siaga darurat bencana alam erupsi Gunung api Lewotobi Laki-laki selama 14 hari terhitung sejak 1 hingga 14 Januari 2024.


Melalui penetapan status, kata dia, pemerintah daerah dapat mengoptimalkan sumber daya untuk penanganan darurat, khususnya penanganan warga yang mengungsi.


Pada 9 Januari 2024 pukul 23.00 WITA, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan perubahan status aktivitas vulkanik dari sebelumnya Level III atau Siaga menjadi Level IV atau Awas.


Dari jumlah pengungsi tersebut, sebanyak 292 diantaranya adalah balita, 443 anak-anak, 382 lansia, 16 ibu hamil, dan 68 disabilitas (5 buta, 20 tuli, 4 bisu, 9 disabilitas fisik, 29 disabilitas mental, 1 disabilitas intelektual).