Daerah

Hadapi Pandemi, Fatayat NU Tangsel Luncurkan Arisan Literasi Digital

Ahad, 13 Maret 2022 | 22:00 WIB

Hadapi Pandemi, Fatayat NU Tangsel Luncurkan Arisan Literasi Digital

Ilustrasi perempuan dan literasi digital. (fDok. NU Online)

Tangerang Selatan, NU Online
Fatayat memiliki peran penting dalam pembangunan di masa pandemi untuk menyelesaikan tantangan persoalan sosial maupun lingkungan. Menariknya, pembangunan dilakukan dengan kebiasaan normal baru, yakni serba digital.


Hal tersebut disampaikan oleh Ketua PW Fatayat NU Banten, Annisa Sholihah, saat menyampaikan sambutan dalam Seminar dan Peluncuran Program Arisan Digital, NFT, Web, yang diinisiasi Fatayat NU Tangerang Selatan, Sabtu (12/3/2022).


Dalam seminar bertajuk Gerakan Mama Cerdas dalam Memanfaatkan Peluang dan Tantangan Perkembangan Teknologi Digital ini menghadirkan sejumlah narasumber di antaranya Komisioner KPAI Margaret Aliyatul Maimunah, Koordinator Literasi Digital Kemkominfo Rizki Amelia, dan influencer Arzeti Bilbina.


Dalam paparannya, Annisa Sholihah menyebutkan sejumlah tantangan kader Fatayat NU dalam menghadapi kemajuan digital. Tantangan utama ini adalah menjadikan Fatayat tidak tertinggal dan tetap sanggup mengikuti perkembangan.


“Saya yakin, kader-kader Fatayat NU di sini semuanya tidak tertinggal, apalagi setelah launching-nya program ini, akan semakin melek,” papar Annisa.


Menyoal program Arisan Digital, Koordinator Literasi Digital Kemkominfo, Rizki Amelia berharap program sejenis dapat dilaksanakan di seluruh PC Fatayat di Indonesia dan PC Fatayat Tangsel menjadi percontohan.


Mendidik sesuai zaman
Mengutip sabda Rasulullah saw, Influencer Arzeti Bilbina menyebut bahwa kader Fatayat yang juga sebagai ibu harus bisa mendidik anak sesuai zamannya. Salah satunya harus melek digital.


Sejalan dengan hal tersebut, Komisioner KPAI Margaret Aliatul Maimunah memaparkan bahwa kader Fatayat yang juga ibu-ibu harus bisa menaklukkan dan menguasai media sosial.


“Karena hari ini kita punya saingan dalam mendidik anak, yakni teknologi dan gadget. Anak-anak dengan sekali klik dapat mengakses dan mendapatkan apa saja,” jelasnya.


Selain menguasai cara penggunaan, menurut Margaret, kader-kader Fatayat NU juga harus memahami dampak buruk yang kemungkinan dapat terjadi akibat kemajuan digital. Seperti kemungkinan adanya kekerasan seksual, konten-konten pornografi dan terorisme.


“Maka sahabat Fatayat harus mampu memanfaatkan teknologi ini sebaik-baiknya untuk hal-hal positif. Seperti untuk mendukung kreativitas, skill, edukasi anak-anak dan juga untuk berdakwah,” tandasnya.


Sementara, Ketua Fatayat NU Tangsel Nurul Mudrika berharap program arisan dapat membentuk Gerakan Gemah (gerakan mamah cerdas digital).


“Sehingga dapat menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik untuk keluarga dan negara yang lebih baik bagi kemaslahatan bersama,” tandasnya.


Sejalan, Ketua PCNU Tangsel H Abdullah Mas'ud berharap Fatayat NU Tangsel dapat bermanfaat dan menginspirasi siapa saja. Bukan hanya masyarakat NU Tangsel, tetapi juga warga NU se-Nusantara.


Seminar ini menghadirkan sejumlah narasumber di antaranya Komisioner KPAI Margaret Aliyatul Maimunah, Koordinator Literasi Digital Kemkominfo Rizki Amelia dan influencer Arzeti Bilbina.


Pantauan NU Online, seminar yang digelar secara daring dan luring ini juga dihadiri perwakilan Wali Kota Tangsel, Kepala Seksi SDM MK, Kapolsek, dan Founder Gerai Lengkong ini berlangsung dengan hangat hingga penghujung acara.


Kontributor: Nila Zuhriah
Editor: Musthofa Asrori