Daerah

Halaqah Fiqih Peradaban, Ketua PCNU Singkawang: Islam Solutif terhadap Perkembangan Zaman

Rab, 20 Desember 2023 | 21:00 WIB

Halaqah Fiqih Peradaban, Ketua PCNU Singkawang: Islam Solutif terhadap Perkembangan Zaman

Suasana Halaqah Fiqih Peradaban di Pondok Pesantren Ash-Shomadiyah, Singkawang, Kalimantan Barat, Sabtu (16/12/2023). (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Singkawang menggelar Halaqah Fiqih Peradaban di Pondok Pesantren Ash-Shomadiyah, di Jalan Marhaban Gang Banjir, Kelurahan Sedau, Kota Singkawang, Kalimantan Barat. 


Dalam sambutannya, Ketua PCNU Singkawang Edy Purwanto Achmad menegaskan bahwa Islam selalu hadir untuk memberikan solusi di setiap masalah yang berkembang di zamannya. Mengutip kaidah, ia menyampaikan bahwa Islam senantiasa cocok dan sesuai di setiap zaman dan tempat.


“Islam selalu bisa memberikan solusi bagi setiap permasalahan yang terjadi di mana pun dan kapan pun. Maka kemudian fiqih senantiasa berkembang untuk memberikan pemecahan masalah umat sepanjang zaman,”katanya pada Sabtu (16/12/2023).


Lebih lanjut, Edy menyampaikan bahwa fiqih menjadi sebuah produk ijtihad para ulama yang bersumber syariat sebagai hukum dasar yang diberikan oleh Allah swt kepada manusia melalui Rasul-Nya. Produk hukum itu diambil melalui metode istinbath dalam menentukan hukum suatu persoalan yang tidak ada dalil qoth’iy nya baik dalam Al-Qur’an maupun Hadits. 


"Halaqah Fiqih Peradaban ini diharapkan dapat memperluas wawasan para peserta dalam kaitannya dengan kontekstualisasi syariat ajaran Islam sesuai perkembangan dan kemajuan zaman," ujarnya.


Sementara itu, Penanggung Jawab Halaqah Fiqih Peradaban Pesantren Ash-Shomadiyah Abdul Malik menegaskan bahwa penyelenggaraan kegiatan ini merupakan upaya untuk menjaga kebersatuan kebangsaan dan keagamaan dalam satu tarikan nafas.


"Halaqah ini merupakan wujud sinergi antara Kementerian Agama dan PBNU untuk melestarikan budaya berpikir ulama-ulama NU terdahulu agar menjadi warga negara yang baik namun saleh dalam beragama tanpa harus membenturkan keduanya," katanya.


Kegiatan ini diikuti oleh 107 peserta dari kalangan sarjana, dewan guru, mahasiswa, pemuda serta perwakilan badan otonom NU. Para peserta terpilih ini karena materi yang disampaikan cukup berbobot sehingga tidak diikuti oleh publik secara umum.


"Materi halaqah ini tidak untuk masyarakat umum, mungkin materinya terlalu rumit untuk dikonsumsi secara publik, maka dari itu kami memilih pemuda, akademisi dan para asatidz sebagai audience karena kami yakin kalangan muda NU sudah punya pandanggan post tradisional," kata Nawaki, panitia Halaqah Fiqih Peradaban.


Halaqah Fiqih Peradaban di Singkawang ini menghadirkan tiga pembicara, yakni Anggota Rabithah Ma'ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU) K Hatim Ghozali dan KH Ahmad Shoffi Azzaki, serta K Mohammad Yani dari Singkawang.


Peserta tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut dengan keaktifannya dalam mengajukan berbagai pertanyaan. Kegiatan yang dimulai pukul 20.00 WIB itu berakhir pada pukul 23.30 WIB.