Daerah

Harapan atas Pendirian Pesantren Darul Falah Ternate

Ahad, 4 April 2021 | 12:30 WIB

Harapan atas Pendirian Pesantren Darul Falah Ternate

Peresmian Pesantren Darul Falah, Ternate ditandai dengan pemukulan tifa oleh sembilan tokoh, Sabtu (3/4). (Foto: Andy M Haris)

Ternate, NU Online

Kepala Kantor Kemenag Maluku Utara KH Sarbin Sehe mengungkapkan kesyukurannya atas berdirinya Pondok Pesantren Darul Falah Ternate.

 

"Satu ungkapan kesyukuran atas berdirinya Pondok Pesantren Darul Falah Ternate yang dirintis oleh KH Achmad Dardiri perantau dari Jawa Timur bersama teman-teman perantau Jawa dan jamaah sekalian," kata H Sarbin saat peluncuran pesantren tersebut, Sabtu (3/4).

 

H Sarbin melihat para penampil pada pembukaan pesantren tersebut dan mengaku bangga. "Siapa yang tidak bangga melihat anak-anak yang tampil bershalawat, menghafal hadist dari Kitab Arba'in. Semoga Pesantren Darul Falah dapat melahirkan tokoh-tokoh agama, cendekia, dan ahli-ahli di bidangnya," sambungnya.

 

Dengan diresmikannya Pondok Pesantren Darul Falah Ternate, dia berharap menjadi solusi pendidikan pesantren di kota Ternate. "Dan, memohon berkah Surah Al Fatihah semoga niat baik ini diberkahi oleh Allah SWT," tutupnya.
 

Peresmian pesantren ditandai dengan pemukulan tifa oleh sembilan tokoh yakni Kakanwil Agama Maluku Utara KH Sarbin Sehe, Pengasuh Ponpes Assunniyyah Jember, Jawa Timur KH Ahmad Ghonim Jauhari, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah KH Achmad Dardiri, Perwakilan Kapolre Ternate, Perwakilan Dandim 152/Babullah, Habib Zaky bin Abdurrahma Alaydrus, Ketua PCNU Kota Ternate H Abdurrahman, Ketua Yayasan Walisongo Maluku Utara, dan Ketua Jamaah Shalawat Walisongo.

Baca: Berawal dari Komunitas Shalawat, Terbangun Pesantren Darul Falah Ternate

Pada kesempatan itu, Pengasuh Pesantren Assunniyyah Jember, Jawa Timur, KH Ahmad Ghonim Jauhari memberikan tausiyah. Gus Ahmad berharap Pesantren Darul Falah sehati dengan Pesantren Assunniyyah. 

 

"Saya ingin Darul Falah ini mencontoh konsep Assunniyyah (yang) menerapkan pendidikan Ahlussunnah wal Jamaah," ujarnya.

 

Ia juga menceritakan Assunniyyah telah berdiri empat tahun sebelum Proklamasi Kemerdekaan. Karena itu Darul Falah butuh perjuangan dan masih panjang waktu perjuangannya.

 

"Tadi kita dengar bersama bagaimana Pesantren Darul Falah ini berdiri berawal dari komunitas pecinta shalawat. Para pengurus harus ikhlas, pesantren itu bukan untuk mencetak uang, namun pesantren harus melahirkan pendidikan yang berkualitas, alumni yang berkualitas," tegasnya.

 

Di pesantren, sambung dia, akhlak adalah nomor satu. "Kemudian ilmu, sehingga alumni pesantren itu harus berakhlak dan berilmu," ujarnya.

 

Selain itu, mondok itu perlu guru yang benar. Belajar Al-Qur'an, Hadis, Ushul Fiqh, Fiqh dan lain sebagainya memerlukan sanad. "Jangan hanya belajar dari smartphone, tapi belajarlah kepada kiai-kiai yang memiliki sanad yang tersambung kepada baginda Rasulullah SAW," paparnya.

 

Ia mengatakan yakin, Ustadz Achmad Dardiri selaku pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah mampu untuk mengelola pesantren. Ustadz Achmad sangat lama mondok di Assunniyyah. "Jadi secara keilmuan insyaallah bersambung sanadnya sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Tak hanya itu beliau juga melanjutkan pendidikannya di Jakarta. Insyaallah berkah pesantrennya," ujarnya.

 

Sebelumnya, di hadapan jamaah Gus Ahmad mengakui telah divaksinasi dua kali. Hal itu sebagai upaya untuk bersama-sama memutus mata rantai penyebaran covid-19. Ia menegaskan obat Covid-19 bukan hanya vaksin, namun juga harus menerapkan protokol kesehatan dan selalu menjaga rasa bahagia.

 

Kontributor: Andy Muhammad Idris
Editor: Kendi Setiawan