Daerah

Hari Ini Dayah Ruhul Fata Seulimeum Gelar Haul Keenam Abon Seulimeum

Sel, 17 Mei 2022 | 06:00 WIB

Hari Ini Dayah Ruhul Fata Seulimeum Gelar Haul Keenam Abon Seulimeum

Almukarram Syaikhuna Tgk. H. Mukhtar Luthfi bin Tgk. H. Abdul Wahhab bin 'Abbas bin Sayed Al-Hadhrami (Abon Seulimeum), pimpinan Dayah Ruhul Fata yang meninggal tahun 2016 Masehi. (Foto: istimewa)

Aceh Besar, NU Online
Mengenang kepulangan Allahuyarham Al-Mukarram Al-Mursyid Abon Mukhtar Luthfi Seulimuem pimpinan Dayah Ruhul Fata Seulimeum atau sering di sapa Abon Seulimuem, pihak pengurus dan alumni Dayah Ruhul Fata Seulimum menggelar haul keenam Abon Seulimum yang pada Selasa, 17 Mei 2022.


"Kami atas nama panitia Allah Yarham Almukarram Abon Seulimeum mengundang jamaah untuk dapat hadir di Dayah Ruhul Fata Seulimeum pada acara haul Allah Yarham Almukarram Abon Seulimeum yang keenam yang kami adakan pada hari Selasa 17 Mei 2022 pukul 10:00 WIB hingga selesai," ungkap isi undangan tersebut yang ditantangani Tgk Muhammad Nabil atau akrab disapa Tgk Akhan selaku pimpinan Dayah Ruhul Fata kepada NU Online, Senin, (16/5/2022).


Sementara itu salah seorang yang dikenal dekat dengan keluarga Al-Marhum Abon Seulimum Tgk. H Luthfi Unou Sigli menyebutkan acara zikir dan doa bersama berlangsung pada malam haul atau Senin (16/5/2022) malam.


"Pengalaman menghadiri beberapa Haul di Dayah Ruhul Fata Seulimum pelaksanaan samadiah dan doa bersama yang diikuti ribuan jamaah berlangsung malam haul," papa pria yang juga guru senior di Dayah MUDI Samalanga.


Hal senada disampaikan Tgk Mursalin Zakaria yang merupakan alumni Ruhul Fata yang kini memimpin Dayah Irsalul Fata Teupin Pukat, Meurah Dua, Pidie Jaya.


"Insyaallah informasi yang diterima pelaksanaan samadiah dan doa bersama yang dipimpin Tgk Akhan malam haul " ungkap pria yang akrab dipanggil Abati itu.


Informasi yang dihimpun NU Online, sosok Abon Seulimeum merupakan pimpinan Dayah Ruhul Fata Seulimeum setelah meninggal ayahandanya Abu Wahab Seulimum. Abon Seulimeum merupakan salah satu putra Abu Seulimeum atau yang lebih dikenal Abon Seulimeum yang memimpin dayah tersebut.


Tgk. H. Abdul Wahhab berpulang kerahmatullah pada tahun 1996. Kepemimpinan dayah dilanjutkan oleh putranya yaitu Almukarram Syaikhuna Tgk. H. Mukhtar Luthfi bin Tgk. H. Abdul Wahhab bin 'Abbas bin Sayed Al-Hadhrami (Abon Seulimeum) sampai dengan tahun 2016 Masehi.


Abon Seulimeum meninggal dunia tepatnya pada Kamis, 21 Juli 2016 pukul 07.30 WIB di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Allahuyarham merupakan salah satu ulama kharismatik Aceh alumni dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga dan sangat ditakuti oleh kaum Wahabi Salafi.


Lembaga Pendidikan Islam Dayah Ruhul Fata merupakan salah satu dayah salafiah yang mempunyai dasar-dasar atau prinsip Islam yang kuat di Provinsi Aceh, terletak di Gampong Seulimeum Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar. Lokasinya lebih kurang 42 kilometer dari kota Banda Aceh. Dayah Ruhul Fata didirikan oleh Almukarram Syaikhuna Tgk. H. Abdul Wahhab bin 'Abbas bin Sayed Al-Hadhrami (Abu Seulimeum) pada tahun 1946.

 

Abu Seulimeum mendalami ilmu agama Islam pada Almukarram Syaikhuna Tgk. H. Ibrahim (Tgk. di Bireuen) ayahanda dari Prof. A. Majid Ibrahim. Selanjutnya ia melanjutkan pengajiannya di Dayah MUDI Mesra Samalanga pada tahun 1936 di bawah bimbingan Al-'Alim Al-Mursyid Syaikhuna Tgk. H. Hanafiah Samalanga (Teungku Abi).


Selama sepuluh tahun ia menimba ilmu agama, telah menyelesaikan berbagai kitab yang menjadi pedoman pembelajaran, termasuk juga ijazah tarekat. Kemudian oleh gurunya, ia dilantik menjadi Mursyid Tarekat Syathariyyah, Shamadiyyah dan Khulutiyyah.


Abu Seulimeum adalah salah seorang ulama besar yang kharismatik dan disegani serta menjadi rujukan masyarakat untuk menyelesaikan setiap persoalan yang timbul di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan sikap dan akhlaknya yang konsisten berpihak pada kebenaran dan keadilan, kritis terhadap pemerintah yang kurang memperhatikan kaidah dan hukum Islam dalam menjalankan roda pemerintahan.


Karena sikap beliau yang sangat tegas dalam mempertahankan prinsip kebenaran, guru beliau Almukarram Syaikhuna Tgk. H. Hanafiah (Teungku Abi Samalanga) memberikan sebuah nama kepada dayah dengan nama Ruhul Fata. Artinya jiwa dan semangat pemuda yang pantang menyerah terhadap berbagai macam bentuk kebatilan dan kejahatan, sebagaimana jiwa dan semangat pemuda Ashabul Kahfi dalam mempertahankan keyakinannya.


Pada awal pendirian, dayah ini hanya memiliki beberapa balai pengajian, yang dirasah-nya hanya kepada masyarakat di sekitar dayah. Dengan jumlah thalabah pada saat itu lima puluh orang yang di bantu oleh lima orang tenaga pengajar, dikenal sebagai Dayah Masjid Tuha Seulimeum.


Dengan ma'unah Allah dan berkat doa gurunya serta niatnya yang ikhlas lillahi Ta'ala maka dayah ini mulai berkembang. Thalabah yang belajar tidak hanya berasal dari Kecamatan Seulimeum, tetapi juga berasal dari luar kecamatan bahkan kabupaten, sehingga dayah ini sudah dikenal di seluruh Aceh.


Seiring dengan perkembangannya, Dayah Ruhul Fata mendapatkan beragam hambatan baik gejolak politik dan gangguan keamanan dalam negeri. Seperti pemberontakan DI/TII di Aceh pada tahun 1953, PKI pada tahun 1965 dan konflik di Aceh, yang berdampak terhadap terganggunya proses pengajian.


Berkat ma'unah Allah dan kegigihan serta sifat istiqamah beliau dalam berjuang mempertahankan kebenaran serta menyebarkan ilmu agama, dan dengan keberaniannya dalam melawan segala bentuk kezaliman, khurafat dan bidah dhalalah (sesat), Dayah Ruhul Fata tetap menjalankan kegiatan pengajian, bahkan telah berkembang menjadi salah satu dayah terbesar di Aceh yang memiliki peranan penting terhadap kemaslahatan umat.


Kontributor: Helmi Abu Bakar
Editor: Kendi Setiawan