Daerah

Ibarat Rumah, Pengurus Organisasi Harus Siap Jadi Elemen Bangunannya

Ahad, 29 Mei 2022 | 21:00 WIB

Ibarat Rumah, Pengurus Organisasi Harus Siap Jadi Elemen Bangunannya

Ketua Umum Jamiyah Perempuan Pengasuh Pondok Pesantren dan Mubalighoh (JP3M) Nusantara Hj Hannik Maftuhah saat Pelantikan Pimpinan Cabang Muslimat NU Pringsewu, Ahad (29/5/2022).

Pringsewu, NU Online

Ketua Umum Jamiyah Perempuan Pengasuh Pondok Pesantren dan Mubalighoh (JP3M) Nusantara Hj Hannik Maftuhah mengingatkan bahwa dalam sebuah organisasi, pengurusnya memiliki bagian-bagian tugas tersendiri yang kesemuanya bertujuan untuk mewujudkan bangunan visi dan misi yang hendak dicapai. Ia mengibaratkan para pengurus sebuah organisasi seperti elemen atau bagian dari bangunan rumah.


“Ada pengurus yang menjadi genteng yang selalu mengayomi walau selalu terkena panasnya matahari. Ada yang jadi ubin atau lantainya yang memang berada di bawah dan menjadi landasan dan ada kalanya menjadi tiang yang memperkuat dan menjadi pegangan dalam sebuah bangunan,” ungkapnya saat pelantikan pengurus Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten Pringsewu, Lampung, Ahad (29/5/2022).


Sebuah bangunan memang harus dilengkapi dengan berbagai elemen sehingga menjadi kuat dan bisa berfungsi sebagaimana awal tujuan dibangunnya. Oleh karenanya, pengurus juga harus bisa melengkapi kekurangan-kekurangan dalam sebuah organisasi sehingga bisa menjadi lebih sempurna.


Dalam konteks pengurus Muslimat NU, ia mengajak para pengurus untuk siap jiwa, raga, dan harta dalam berkhidmah di organisasi badan otonom Nahdlatul Ulama ini. “Jangan takut omongan orang lain dalam berjuang di Nahdlatul Ulama melalui Muslimat. Memang dinamika dalam perjuangan adakalanya senang adakalanya bahagia,” jelasnya.


Dalam berkhidmah, pengurus juga tidak boleh berharap apapun kecuali ridha dari Allah swt. Terlebih berharap hal-hal duniawi dan kepentingan pribadi yang sama sekali tidak bisa memberikan manfaat besar bagi organisasi dan agama. Para pengurus tidak boleh menunjukkan sifat merasa paling berjasa dalam perjuangan bersama.


“Para pengurus harus siap dan senantiasa mencontoh filosofi gula. Selalu menjadikan minuman manis, namun siap tidak disebut namanya,” katanya.


Dalam pengabdiannya, pengurus Muslimat juga harus terus belajar dengan menuntut ilmu dalam berbagai bidang. Pentingnya ilmu dalam kehidupan ini adalah untuk menuntun agar semuanya bisa dijalankan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada.


“Ilmu itu seperti bibit yang ditanam di tanah. Perlu disirami dengan keikhlasan dan nantinya akan tumbuh berkembang menjadi pohon yang rindang dan berbuah untuk dapat dinikmati,” kata Pengasuh Pesantren Sirajurrohim, Magelang, Jawa Tengah ini.


Pelantikan pengurus PC Muslimat NU Kabupaten Pringsewu ini dihadiri oleh ribuan ibu-ibu Muslimat yang memenuhi lapangan Pekon Bandung Baru Kecamatan Adiluwih, Pringsewu. Mereka merupakan para pengurus dan anggota Muslimat dari mulai pimpinan cabang sampai dengan anak ranting di Kabupaten Pringsewu.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syakir NF