Daerah

Ibu dan Anak di Papua Barat Kompak Gabung Denwatser

Rab, 31 Juli 2019 | 21:00 WIB

Ibu dan Anak di Papua Barat Kompak Gabung Denwatser

Diklat Terpadu Dasar (DTD) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di Teluk Bintuni, Papua Barat.

Teluk Bintuni, NU Online
Ada hal menarik pada kegiatan Diklat Terpadu Dasar (DTD) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) angkatan kedua yang diselenggarakan di Teluk Bintuni, Papua Barat. Kegiatan dipusatkan di Kampung Argo Sigemerai sp4 sejak Jumat hingga Senin (26-29/7).
 
Pada diklat tersebut terdapat Asmawati (37 tahun) dan putrinya Indah Marwati NS (18 tahun) bersama-sama mengikuti Diklat Terpadu Dasar sebagai syarat untuk masuk menjadi anggota Denwatser.
 
Menurut Asmawati, dia mengikuti DTD karena hatinya terpanggil. “Yakni untuk bersama-sama dengan generasi muda berperan aktif dalam dakwah yang bermanfaat langsung pada masyarakat luas,” katanya, Senin (29/7).
 
Di samping ibu dan anak tersebut, ada pula seorang bapak yang turut bergabung yaitu Ade Suhendar setelah sebelumnya anaknya yang perempuan Siti Nur Widiyani masuk menjadi Denwatser bahkan menjadi salah satu senior dan panitia.
 
"Saya melihat setelah menjadi anggota Denwatser anak saya ini menjadi lebih baik etika, akhlak dan ibadahnya. Jadi saya merasa terpanggil untuk bersama dalam ibadah dan berjuang di Ansor dan Banser" ungkap Ade Suhendar.
 
Menurut Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Teluk Bintuni,  Muhammad Abdillah bahwa ibu dan anaknya tersebut ikut dari hari pertama sampai selesai bai'at.
 
"Kami selaku panitia penyelenggara diklat merasa bahagia dengan keikutsertaan keduanya untuk bersama-sama mengembangkan, merawat dan menjaga Ahlussunnah wal Jama'ah an-Nahdhiyah di Teluk Bintuni khususnya dan Papua Barat pada umumnya,” ungkapnya.
 
Menurutnya, keduanya akan menjadi pilar yang bisa mengenalkan serta mengembangkan Islam yang ramah dan toleran serta cinta tanah air.
 
Diklat terpadu dasar angkatan kedua ini diikuti oleh 75 peserta yang datang dari distrik-distrik yang ada di Teluk Bintuni.
 
Dalam pandangannya, keberagaman etnis di Papua Barat berusaha terus dirangkul untuk bersama membangun bineka tunggal ika dengan saling menghargai dan menghormati dalam wadah organisasi GP Ansor dan Banser yang berakidah Aswaja an-Nahdliyah. 
 
“Sehingga peserta Diklat Terpadu Dasar ini bervariasi dari etnis Makassar, penduduk asli Papua, Maluku, Jawa dan lain-lain," ungkap Abdul Salam selaku Wakil Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Papua Barat.
 
Untuk meningkatkan kualitas DTD instruktur yang bertugas dari jajaran Satkorwil Papua Barat dan Satkornas Banser dibantu jajaran Satkorcab Teluk Bintuni.
 
"Karena kami ingin kualitas kader semakin meningkat untuk menghadapi tantangan ke depan sekaligus sebagai seleksi awal sebagai penggerak di daerah yang ada di seluruh Papua Barat," ungkap Rif'an Effendi, instruktur dari PW GP Ansor Papua Barat. (Herry Itsbat/Ibnu Nawawi)