Daerah

Ini Cara Ciptakan Suasana Damai Songsong Tahun Politik

NU Online  ·  Senin, 1 Oktober 2018 | 02:00 WIB

Ini Cara Ciptakan Suasana Damai Songsong Tahun Politik

Ketua PC LTMNU Jombang, Moh Makmun

Jombang, NU Online
Dosen Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Peterongan, Jombang, Jawa Timur Moh Makmun membagi kiat menghadapi tahun politik yang kondusif, sehingga berjalan dengan damai dan lancar.

"Terlebih pada 23 September 2018 lalu telah dilakukan Deklarasi Kampanye Pemilu Damai oleh KPU dan ditandatangani oleh para peserta Capres. Artinya ada sekitar waktu 7 bulan kita berada pada masa kampanye Pilpres," katanya kepada NU Online, Ahad (30/9).

Situasi yang damai dan kondusif menyongsong tahun politik menurutnya dapat diciptakan melalui peran berbagai elemen masyarakat juga pemerintah. Unsur-unsur tersebut harus bisa saling mendukung. Jika salah satu di antara mereka tak seimbang dalam melakukan perannya, maka sulit akan terwujud.

"Sudah menjadi kewajiban kita semua untuk menjaga agar selama masa kampanye berlangsung senantiasa mengedepankan perdamaian dan persatuan," jelasnya.

Pria yang juga Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Jombang ini lebih jauh mengatakan, langkah pemerintah mendeklarasikan kampanye Pemilu damai untuk mendorong proses perjalanan Pemilu yang berkualitas dinilai sudah tepat, apalagi deklarasi tersebut dilakukan jauh hari sebelum pencoblosan.

"Selanjutnya sebagai masyarakat, kita punya hak pilih, tentukan pilihan sesuai dengan hati nurani dan kemantapan hati berdasarkan pertimbangan masing-masing, jangan mudah terprovokasi," ucapnya.

Sementara kepada tim sukses dan pendukung dari setiap pasangan calon (Paslon) presiden, ia mengimbau untuk menekankan serta megkampanyekan terkait kelebihan, visi dan misi serta program Paslon yang didukung di tengah masyarakat. 

"Jangan menyudutkan lawan politik, jangan menebar kebencian dan permusuhan, jangan menghakimi secara subjektif lawan politik. Jika hal-hal yang demikian dilakukan, akan terwujud pemilu yang damai," ujarnya.

Ini tentu juga akan lebih efektif dengan keterlibatan peran seseorang profesional, cendekiawan dan akademisi. Mereka hendaknya bisa mencerahkan masyarakat terkait kontestasi politik lima tahunan ini.

"Berilah pandangan pemikiran berdasarkan keahlian masing-masing jangan sampai terbawa arus kepentingan politik praktis yang nantinya justru dapat menyebabkan runtuhnya wibawa kaum cerdik, pandai, dan akademisi," ungkapnya.

Pada prinsipnya, kata Sekretaris Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jombang ini, masa kampanye adalah untuk mempertimbangkan dengan jernih dalam memilih pemimpin yang dinilai tepat untuk Indonesia.

"Yang pasti adalah pemimpin yang mampu membawa Indonesia menjadi negara yang maju dan mampu menyejahterakan rakyat serta mempertahankan NKRI," pungkasnya. (Syamsul Arifin/Muiz)