Daerah

Ini Sejumlah Penyebab Sakit Kepala

NU Online  ·  Jumat, 30 September 2016 | 12:05 WIB

Sidoarjo, NU Online
Nyeri kepala merupakan salah satu keluhan paling sering dijumpai sehari-hari. Penyebab nyeri kepala dapat digolongkan menjadi nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder. Dokter yang bertugas di Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo dr Vani Hayu Firdayanti mengatakan, nyeri kepala primer meliputi migrain, nyeri kepala tipe tegang, nyeri kepala cluster dan nyeri kepala primer lainnya.

"Nyeri kepala sekunder adalah nyeri kepala yang disebabkan karena trauma pada kepala atau leher, sakit kepala akibat infeksi serta sakit kepala karena kelainan anatomis (mulut, gigi). Nyeri kepala yang banyak ditemukan di masyarakat adalah nyeri kepala migrain dan nyeri kepala tipe tegang," kata Vani kepada NU Online, Jumat (30/9).

Ia menjelaskan, jenis nyeri kepala tipe tegang paling sering dijumpai dan sering pula dikaitkan dengan jangka waktu dan stres. Nyeri kepala ini disebabkan oleh ketegangan otot di bagian kepala, leher dan bahu. Gejala dari nyeri kepala itu awalnya dirasakan pasien pada leher bagian belakang, kemudian nyeri akan menjalar ke kepala bagian depan. Nyeri kepala dirasakan seperti kepala terasa berat atau kadang sering terasa di sekeliling kepala bagaikan diikat.

Penyebab dari nyeri kepala tersebut masih belum diketahui. Namun, diduga bahwa penyebabnya bisa karena faktor kelelahan fisik maupun faktor psikis. Secara psikis, nyeri kepala ini dapat timbul akibat reaksi tubuh terhadap stres yang dialaminya, depresi maupun konflik emosional. Sedangkan untuk penyebab fisik yang mungkin dapat mengakibatkan nyeri kepala jenis ini adalah posisi kepala yang menetap dan mengakibatkan kontraksi otot kepala dan leher dalam jangka waktu lama, waktu tidur yang kurang/kesalahan posisi tidur serta kelelahan.

Faktor-faktor pencetus yang dapat menimbulkan migrain adalah perubahan hormone, makanan, stres dan rangsangan sensorik. Setelah dilakukan pemeriksaan, dapat ditentukan pengobatan yang tepat. Pada migraine, umumnya digunakan obat anti nyeri seperti Aspirin dan NSAID untuk serangan sedang atau ringan, dapat pula diberikan kombinasi anti-emetik. Untuk terapi non farmakologi, kurang lebih hampir sama dengan nyeri kepala tipe tegang.

"Tanda-tanda nyeri kepala yang harus diwaspadai yakni nyeri kepala hebat yang muncul tiba-tiba, nyeri kepala yang disertai kelainan neurologik, contohnya dari kelainan neurologik seperti rasa kebas atau kesemutan, kelemahan satu sisi tubuh, gangguan penglihatan, kesulitan berbicara, kejang, dan lain sebagainya. Nyeri kepala yang disertai gejala sistemik atau keluhan yang mempengaruhi seluruh tubuh, contohnya sesak napas, mual dan muntah yang berlebihan hingga menyebabkan dehidrasi, demam dan sebagainya," terang Vani.

Jika seseorang mengalami salah satu dari yang tersebut, Vani menyarankan agar sebaiknya segera diperiksakan diri ke dokter. Jangan menunda-nunda untuk segera mencari layanan kesehatan jika menemui gejala nyeri kepala yang harus diwaspadai karena bisa saja hal tersebut adalah suatu kegawat-daruratan. (Moh Kholidun/Alhafiz K)