Daerah

Inilah Gejala Serangan Jantung dan Pencegahannya

Sel, 16 Agustus 2016 | 06:03 WIB

Sidoarjo, NU Online
Belakangan ini masyarakat Indonesia dikejutkan oleh berita kematian mendadak seorang penyanyi muda dari salah satu ajang pencarian bakat. Kematian mendadaknya di usia muda disebabkan oleh serangan jantung. Serangan jantung atau dalam bahasa medis disebut infark miokard akut merupakan sebuah kondisi di mana suplai darah menuju ke jantung terhambat.

Pernyataan ini disampaikan oleh dokter umum Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo dr Vanisia Hayu Firdayanti.

Menurutnya, kondisi medis ini biasanya disebabkan oleh penggumpalan darah atau penumpukan lemak, kolesterol dan unsur lainnya dalam pembuluh darah. Gangguan aliran darah ke jantung dapat mengakibatkan kerusakan otot jantung dan berakibat fatal. Serangan jantung merupakan salah satu penyebab kematian mendadak yang paling sering.

Vani menjelaskan, penyebab utamanya adalah tersumbatnya pembuluh darah yang memasok darah ke jantung (pembuluh darah koroner) karena timbunan kolesterol atau plak. Plak yang terlepas atau retak itu akan mengakibatkan penggumpalan darah. Akhirnya, pasokan darah dan oksigen ke jantung terhambat dan terjadi kerusakan otot jantung.

"Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, antara lain, merokok, diabetes mellitus, kolesterol tinggi, hipertensi atau tekanan darah tinggi, obesitas atau berat badan berlebih, kebiasaan mengonsumsi makanan berlemak, stres dan pola hidup tidak sehat (sedentary lifestyle)," jelasnya, Selasa (16/8).

Lebih lanjut Vani mengatakan, beberapa gejala serangan jantung antara lain nyeri dada bagian kiri yang menjalar hingga ke lengan kiri dan rahang bahkan bisa sampai tembus ke punggung, sesak nafas, keluar keringat dingin hingga badan lemas. Dari semua gejala tersebut, untuk memastikan apakah hal tersebut betul-betul serangan jantung, dokter akan melakukan rekam jantung (EKG) dan terkadang mengecek enzim penanda jantung.

"Jika dipastikan mengalami serangan jantung, pasien diharuskan rawat inap terlebih dahulu untuk dimonitor kondisinya serta diberikan obat-obatan untuk penyakit jantung," saran dokter yang bertugas di Rumah Sakit NU ini.

Untuk mencegah hal itu, Vani mengemukakan, berolahraga secara rutin, menjaga pola makan, berubah ke pola hidup sehat, tidak merokok dan menjaga agar tidak stres berlebih. Selain itu, dengan rutin memeriksakan diri serta rutin melakukan check-up berkala juga dapat melihat apakah ada faktor risiko terhadap penyakit jantung. (Moh Kholidun/Alhafiz K)