Daerah

IPPNU Ingatkan Kiprah Kartini Lewat Ratusan Puding

NU Online  ·  Senin, 22 April 2019 | 11:30 WIB

Sungai Raya, NU Online
Sosok Raden Ayu Kartini telah memperjuangkan kebebasan bagi perempuan. Sehingga saat ini bebas melakukan apapun, salah satunya dalam hal pendidikan sehingga perempuan tidak hanya bertugas di kamar, sumur dan kasur.

Hal tersebut disampaikan Siti Rohimah yang hadir pada kegiatan Rujakan atau Rutinan, Kajian dan Arisan yang digelar Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Sungai Raya, Kalimantan Barat. Kegiatan sebagai media memperingati hari Kartini di kediaman Siti Hajaroh di Bhakti Suci 2, Ahad (21/4).

“Dalam momen hari Kartini, mengingatkan kita akan sosok seorang perempuan di masa lalu yang telah berjuang untuk kaumnya,” kata Ketua Pimpinan Wilayah  IPPNU Kalimantan Barat. 

"Sosok Raden Ayu Kartini sudah memperjuangkan kebebasan perempuan sehingga saat ini kita bebas melakukan apapun salah satunya dalam hal pendidikan. Sehingga perempuan tidak hanya bertugas di kamar, di sumur dan di kasur," ujarnya.

Selain itu dirinya menyampaikan setiap perwakilan pimpinan komisariat yang hadir untuk menyampaikan keluhan dan kendalanya dalam berorganisasi. “Hal itu agar IPPNU dapat mengevaluasi kinerja,” jelasnya. 

Dirinya menegaskan agar kegiatan rutinan PC IPPNU Sungai Raya tidak hanya mengkaji kitab, namun sesekali ngaji Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT). “Agar bisa memahami aturan dan undang-undang organisasi IPPNU karena hal itu merupakan pedomannya,” jelasnya.

Ketua PC IPPNU Sungai Raya, Lailatul Fitri menyampaikan tujuan dari kegiatan adalah berbagi faidah dalam memperingati hari Kartini. "Kalau saat itu tidak diperjuangan Kartini, mungkin tidak akan merasakan pendidikan,” ungkapnya.  

Dalam memperingati hari Kartini PC IPPNU Sungai Raya membagikan puding di lampu merah bundaran Digulis Untan dengan tema Berbagi Faidah Bersama Rekanita 500 Puding.

“Target dari pembagian puding tersebut adalah kalangan ibu,” katanya. Sebelum pembagian puding terlebih dahulu membaca tahlil yang dipimpin Nurfadilah serta doa Nurjannah. (Sulastri/Ibnu Nawawi)