Daerah

IPPNU Purworejo Praktik Pembuatan Mahar dalam Pelatihan Wirausaha 

Ahad, 21 Maret 2021 | 12:30 WIB

IPPNU Purworejo Praktik Pembuatan Mahar dalam Pelatihan Wirausaha 

Praktik membuat mahar pernikahan dalam pelatihan wirausaha IPPNU Purworejo, Ahad (21/3). (Foto: NU Online/Naufa)

Purworejo, NU Online
Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPPNU) Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah berkomitmen untuk mencetak wirausahawan muda. Upaya tersebut dilakukan dengan menggelar pelatihan kewirausahawan dengan tema Kreatifitas Pelajar Putri Mencetak Perempuan Mandiri dan Berdikari, di Gedung KNPI Purworejo, Ahad (21/3).

 

Ketua PC IPPNU Purworejo, Ririn Yunitasari mengatakan bahwa meski masih dalam masa pandemi Covid-19, program organisasi harus tetap berjalan, meski dengan menerapkan protokol kesehatan.

 

"Kami ingin menumbuhkan dan memupuk kader putri agar mampu hidup mandiri," katanya saat ditemui NU Online di sela-sela kegiatan.

 

Dikatakan, dalam pelatihan tersebut pihaknya menghadirkan dua orang narasumber praktisi wirausaha di Purworejo yakni Widi Pramono, pimpinan Mediatech yang bergerak dalam bidang teknologi informasi serta Puji Astuti, pemilik Auroya Craft yang juga mantan Ketua PC IPPNU Purworejo.

 

Mas Widi, sapaan akrabnya, dalam forum tersebut memaparkan tentang motivasi dan kiat menjadi pengusaha. Menurutnya, kunci sukses usaha dalam bidang apa pun adalah bagaimana berani bermimpi, bercita-cita, lalu memulai dengan tindakan dan membangun kepercayaan.

 

"Modal paling penting itu bukan uang, tapi kepercayaan. Maka kejujuran menjadi sesuatu hal yang harus dilakukan agar kepercayaan terus tumbuh," katanya. "Selain itu juga harus berani menjalani. Mohon maaf, banyak orang yang paham teori bisnis tapi tidak jadi pengusaha, ini karena mereka tidak bertindak," imbuhnya.


Selain itu, masih menurutnya, mental juga harus diasah agar menjadi pengusaha tangguh. Proses membangun usaha, pasti ada tahapan jatuh dan bangun. "Itu seperti tangga. Kalau teman-teman jatuh, yang pasti harus evaluasi dan bangkit lagi, karena kita sudah di tangga selanjutnya," ungkapnya.

 

Sementara itu, Puji Astuti selain memberikan motivasi bisnis dan berorganisasi juga memandu praktik pembuatan mahar pernikahan. Dikatakannya, jika ditekuni usaha jasa tersebut akan dapat membantu menambah penghasilan.

 

"Selain proses pembuatannya mudah, peluang pasarnya juga terbuka lebar. Terlebih dengan berorganisasi jaringan pemasarannya juga semakin luas," katanya. 

 

Selain itu, Puji juga menekankan pentingnya kemandirian ekonomi perempuan yang idealnya dimulai diasah sejak usia muda.

 

Diikuti oleh 30 peserta, pelatihan ini diakhiri dengan praktik. Secara kelompok, peserta dibimbing oleh pemateri untuk membuat mahar pernikahan, yang berdasarkan pantauan NU Online, hasilnya cukup baik dan menarik.

 

Salah satu peserta, Dewi Fatonah mengaku mendapat banyak hal dari acara ini. "Saya senang mengikuti pelatihan ini. Selain mendapat motivasi dan pengalaman, juga dibimbing memiliki keterampilan secara skill dengan praktik langsung. Kegiatan semacam ini perlu terus diadakan," harapnya.

 

Kontributor: Ahmad Naufa
Editor: Kendi Setiawan