ISNU Sayung Demak Sebut Literasi Penting bagi Kader NU
Senin, 1 Februari 2021 | 05:00 WIB
Samsul Huda
Kontributor
Demak, NU Online
Sebagai badan otonom yang mewadahi potensi para sarjana dan komunitas intelektual nahdliyin, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jateng terpanggil untuk mengemban tugas dan tanggung jawab membangun literasi sekaligus meningkatkan kualitas kader nahdliyin.
Ketua PAC ISNU Sayung Demak Abdurrahman mengatakan, untuk itulah di tengah momentum peringatan hari lahir (Harlah) ke-95 Nahdlatul Ulama (NU), ISNU Ancab Sayung meluncurkan program diskusi rutin yang dikemas dalam agenda 'Ngopi Tematik' setiap selapan (35 hari) sekali.
"Ngopi Tematik dijadwalkan akan digelar setiap malam Ahad Pahing. Melalui program selapanan yang diikuti anggota ISNU Sayung ini diharapkan akan menguatkan literasi di kalangan kader Nahdliyin," kata Rahman.
Disampaikan, Ngopi Tematik ini digagas oleh pengurus ISNU Ancab Sayung sebagai upaya merepresentasikan diri dan mewarisi semangat organisasi Taswirul Afkar yang dulu dibangun oleh KH Wahab Hasbullah sebelum berdirinya NU.
"Taswirul Afkar didirikan untuk penguatan pondasi dalam melakukan sebuah pergerakan pembangunan bangsa. Seperti halnya cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa," tegasnya.
Kepada NU Online, Senin (1/2) Abdurrahman menjelaskan, literasi keilmuan ini sangatlah penting bagi kader nahdliyin di wilayah kecamatan Sayung khususnya dalam menjalankan roda manajemen dan kepimpinan organisasi.
"Ngopi Tematik pertama kali ini menampilkan nara sumber pembina ISNU Sayung Muhammad Thoriq Husein dan H Supriyadi Ahmad dengan mengusung tema 'Menyebarkan Aswaja dan Meneguhkan Komitmen Kebangsaan'," ucapnya.
Toriq Husein mengatakan, khidmah itu tidak sekadar jadi pengurus, menempati posisi strategis, atau duduk di depan megang mic. Akan tetapi bisa dijalankan di semua posisi di manapun kader itu berada
.
"Sejarah membuktikan, dakwah para ulama itu sungguh luar biasa dalam menyebarkan nilai-nilai islam, padahal dalam keadaan melakukan perjuangan melawan penjajah di Nusantara seperti KH Kholil Bangkalan, KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Hasbullah, Pangeran Diponegoro, Syekh Yusuf al-Makassari, Jendral Sudirman, dan para ulama lainnya," tuturnya.
Supriyadi Ahmad mengatakan, hendaknya dalam berkhidmah kepada NU dihindari pemahaman NU membutuhkan kita. Karena tanpa kita, NU itu tetap besar. "Melalui agenda harlah NU kali ini, mari kita pahami dan dalami nilai-nilai historis aswaja, agar kualitas khidmah kita di NU semakin meningkat," pungkasnya.
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Pertemuan KH Hasyim Muzadi dengan Komandan Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah
2
Kisah Imam Ghazali Berguru kepada Tukang Sol Sepatu
3
Masyarakat Muslim, Normalisasi Israel, dan Penjajahan Palestina
4
Presiden Prancis Serukan Penghentian Pengiriman Senjata ke Israel, Begini Respons Netanyahu
5
Berdayakan Ekonomi Masyarakat Kelas Bawah, LAZISNU Cilacap Gelar Pelatihan Pembuatan Tas Anyaman
6
Cara Mengingatkan Anak yang Berisik ketika Khutbah Jumat
Terkini
Lihat Semua