Daerah

Isra' Mi'raj di Tengah Corona, Dekan Syariah IAIN Jember Anjurkan Pengajian Online

Ahad, 22 Maret 2020 | 13:00 WIB

Isra' Mi'raj di Tengah Corona, Dekan Syariah IAIN Jember Anjurkan Pengajian Online

Dekan Fakultas Syariah IAIN Jember, MN Harisudin pada sebuah kegiatan. (Foto: Sohibul Ulum)

Jember, NU Online
Berdasarkan penanggalan Hijriyah, tahun ini, peringatan Isra' Mir'aj 27 Rajab bertepatan dengan hari Ahad tanggal 22 Maret 2020 hari ini. 
 
Dekan Fakultas Syariah IAIN Jember, M Noor Harisudin mengatakan, di tengah-tengah situasi wabah Covid-19, peringatan Isra' Mi'raj sebaiknya tidak dengan pengajian atau kegiatan yang melibatkan pengerahan massal.
 
"Sebaiknya, pengajian yang mengumpulkan massa ditunda dulu," katanya, Ahad (22/3) siang.
 
Namun demikian, para ulama tetap bisa memberikan pencerahan dengan menggunakan media digital.
 
"Para agamawan seharusnya memberikan pencerahan kepada masyarakat melalui media sosial (medsos) seperti Twitter, Instagram, Facebook untuk mendukung program pemerintah menanggulangi Cofid-19 ini," kata Dekan yang akrab disapa Prof Haris.
 
Alternatif pengajian dalam rangka Isra' Mi'raj juga dapat dilakukan secara online.
 
"Bisa pakai Team Link, Line, Zoom Meeting, atau media lainnya. Hasilnya tetap bagus. Jadi, ngajinya di rumah," tutur Pengasuh Pesantren Darul Hikam Mangli Jember. 
 
Selain memberikan hikmah atau pesan terkait Isra' Mi'raj, menurutnya, para ulama juga perlu terus ikut memberikan pencerahan pada masyarakat untuk mendukung program pemerintah menanggulangi Covid-19. 
 
"Apalagi program pemerintah juga didukung Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan lainnya. Karena itu, peringatan Isra' Mi'raj selayaknya dilakukan di rumah dengan tetap menjaga social distancing dalam situasi pandemi corona," ujar kiai muda yang juga Ketua Umum Asosiasi Penulis dan Peneliti Islam Nusantara Seluruh Indonesia (Aspirasi).

Terkait dengan makna dan hikmah Isra' Mi'raj pada saat ini, Prof Haris mengatakan Isra' Mi'raj dan Covid-19 itu menunjukkan ke-Maha Kuasa-an Allah.
 
"Bencana ini, meminjam istilah Ibnu Athailah al-Iskandari dalam kitab Al Hikam, menjadi peringatan pada kita, saat telinga menjadi tuli, mata menjadi buta, dan hati sekeras permata, agar kita secepat kilat merapat keharibaan-Nya," ujar Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah NU Jawa Timur tersebut.
 
Kotributor: Endang Agoestian
Editor: Kendi Setiawan