Daerah

Istighosah Untuk Gus Dur Berlangsung di Pendopo Bupati Brebes

NU Online  Ā·  Sabtu, 2 Januari 2010 | 05:28 WIB

Brebes, NU Online
Ribuan kaum Muslimin wal Muslimat Kabupaten Brebes menghadiri istighosah dan Tahlil yang digelar Pemerintah Kabupaten Brebes. Istighosah dan Tahlil diselenggarakan sebagai ungkapan bela sungkawa atas meninggalnya KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu berlangsung khidmat.

ā€œMalam pergantian tahun ini, terasa lebih bermakna ketika dikemas dengan Istighosah dan Tahlil untuk Gus Dur,ā€ ujar Kepala Bagian Kesra Setda Kabupaten Brebes Drs. Athoillah atas nama panitia penyelenggara kepada NU Online usai acara di Pendopo Kabupaten Brebes Kamis malam (31/12).<>

Menurutnya, untuk lebih memaknai tahun baru maka diisi dengan pengajian umum dan Istighosah. Pemkab Brebes tidak menggelar pertunjukan musik dan penyalaan kembang api seperti tahun-tahun sebelumnya. ā€œApalagi dalam suasana duka atas meninggalnya Bapak Bangsa, Gus Dur,ā€ ungkap Athoillah yang juga Ketua PC NU Kab Brebes.

Istighosah dipimpin sembilan ulama kharismatis Kabupaten Brebes. Mereka adalah Rois Suriyah PC NU Brebes KH Aminudin Mashudi, Wakil Rois Syeh Soleh Basalamah, Awan Rois KH Said Basalamah, KH Mansur Tarsudi, Ketua FKUB Kab Brebes KH Rosyidi, KH Sayid Abdurohim, KH Ali Mubin, KH Turmudzi dan KH Rouf.

Wakil Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) PBNU KH Mustofa Aqil Siradj menjadi pembicara dalam Pengajian Umum tersebut. Dalam tausiyahnya, Kiai Mustofa menyanjung kebesaran perjuangan Gus Dur. ā€œPerjuangan Gus Dur tampak lebih besar dan diakui dunia, justru ketika beliau meninggalkan kita,ā€ ucapnya mengawali ceramahnya.

Menurutnya, Gus Dur besar karena dinamisasi silaturokhmi yang dijalin. Entah dengan siapapun dan dari mana pun di silaturohmini Gus Dur. ā€œMeskipun Gus Dur di himpit, dijegal dan bahkan dijungkirbalikan oleh yang tidak suka padanya, justru malah dia bersilaturokhmi padanya,ā€ terangnya.

Berbicara masalah pergantian tahun, Pengasuh Pondok Pesantren Majelis Tarbiyatul Mubtadi’in, Kempek, Cirebon, Jawa Barat itu menandaskan pentingya keimanan. Kadar keimanan menjadi barometer pribadi tentang ketentraman hidup. Artinya ketika kadar keimanan ā€˜ditukar’ dengan kedzoliman maka imbasnya adalah kegelisahan dan bencana.

Indonesia dikategorikan oleh Alloh SWT menjadi Negara pelanggan bencana. Pasalnya dosa masih bergelimang di mana-mana. Ketika kemaksiatan yang menimbulkan dosa bergelimang, maka akan terjadi bencana. "Anehnya, departemen agama malah diam seribu basa. Yang dibahas malah bagaimana agar bisa menaikan tarif ongkos naik haji,ā€ kelakarnya sembari dibarengi geer para pengunjung.

Begitupun dengan MUI, sambungnya, malah menghembuskan fatwa haram untuk merokok. "Langkah kegelisahanya terlihat benar dengan berbagai program dan fatwa yang sangat tidak bermanfaat bagi kepentingan umat," kritiknya.

Bergelimangnya harta benda, lagi kata Kiai, bukan jaminan untuk meraih ketenangan jiwa. Dia menyimpulkan, bila keimanan dipegang teguh dengan benar maka hati yang tenang bisa didapatkan. Menghadapi pergantian tahun banyak yang gelisah. Tapi bagi yang beriman, tidak masalah. ā€œEnam rukun iman musti kita pedomani,ā€ ajaknya.

Bupati Brebes, H. Indra Kusuma S Sos dalam kata sambutannya, atas nama pemerintah Kabupaten Brebes menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Gus Dur. Dia berharap, spirit Gus Dur bisa memantapkan langkah kita dalam menapai kehidupan ke tahun-tahun berikutnya. (was)