Keterampilan jurnalistik semakin dibutuhkan kader Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dalam era informasi dan perkembangan teknologi yang pesat. Ketrampilan jurnalistik merupakan keterampilan menulis untuk publik yang bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Ketua Pengurus Cabang IPNU Kabupaten Padangpariaman M Asraful Anam Tuanku Bagindo Batuah menegaskan hal itu dihadapan peserta Pelatihan Jurnalistik IPNU-IPPNU se-Kabupaten Padangpariaman di Pondok Pesantren Al Munawwarah Sungailangkok Kecamatan VII Koto Kabupaten Padangpariaman yang berlangsung Jumat-Sabtu (2-3/1).<>
Pelatihan dibuka Asisten I Pemkab Padangpariaman Drs Z Datuak Bagindo Kali, diikuti 50 peserta kader IPNU dan IPNU di Padangpariaman. Pelatihan jurnaslitik diselenggarakan oleh Pengurus Anak Cabang IPNU/IPPNU Kecamatan VII Koto Padangpariaman. Demikian dilaporkan Kontributor NU Online Bagindo Armaidi Tanjung di Padang.
Menurut Asrafal Anam, jurnalistik merupakan kegiatan tulis menulis yang bagi ulama sangat penting artinya. Ulama tempo dulu terkenal karena banyak melahirkan karya-karya melalui tulisan (buku). Ulama tersebut menulis buku buah pikirannya yang berkaitan dengan ajaran-ajaran dan paham keagamaan. Sehingga sampai sekarang karya ulama tersebut menjadi rujukan bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah dan kehidupan di tengah masyarakat.
“Sebagai kader ulama, maka IPNU dan IPPNU sangat perlu menguasai keterampilan menulis. Apalagi dengan adanya teknologi saat ini, seperti komputer, internet, seharusnya kader IPNU dan IPPNU lebih mudah belajar jurnalistik dan menulis,” kata Asraful Anam.
Asraful Anam mengakui, banyak keuntungan yang akan diperoleh jika kader IPNU mampu menulis. Ilmu yang diperoleh bisa lebih dikembangkan dan diketahui orang banyak melalui tulisannya jika sudah dipublikasikan.
Asisten I Pemkab Padangpariaman Z.Datuak Bagindo Kali menyebutkan, sekabur-kaburnya tinta, lebih terang daripada hanya tinggal di pikiran seseorang. Artinya, jika ada pikiran orang yang sudah ditulis dengan tinta, jika tinta tersebut kabur masih bisa dipelajari secara mendalam. Namun jika hanya dipikiran seseorang, maka orang lain tidak akan bisa mengetahui lebih dalam. Begitu pentingnya tulisan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, kata Bagindo Kali.
Antara wartawan dengan mubaligh memiliki kesamaan dan perbedaan. Persamaannya, sama-sama menyampaikan sesuatu kabar kepada masyarakat. Bedanya, wartawan menyampaikan kebenaran dari fenomena yang terjadi di tengah masyarakat untuk masyarakat. Sedangkan mubaligh menyampaikan kabar yang sudah diarahkan/ditetapkan oleh Allah SWT kepada masyarakat.
“Sesungguhnya pekerjaan wartawan itu mulia. Jika ada wartawan yang macam-macam, itu tidak benar. Kader IPNU dan IPPNU, harus mengisi peluang jadi wartawan tersebut sehingga dapat mencari kebenaran untuk kepentingan masyarakat. Kita yakin, kader IPNU dan IPPNU yang dididik dengan jiwa agama tidak akan mau menulis berita bohong dan menyesatkan masyarakat,” kata Datuak Bagindo Kali. (mad)
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
6
Pentingnya Kelola Keinginan dengan Ukur Kemampuan demi Kebahagiaan
Terkini
Lihat Semua