Daerah

Karantina Mandiri, Santri As-Shodiqiyyah Semarang Tetap Ngaji

Ahad, 19 April 2020 | 11:00 WIB

Karantina Mandiri, Santri As-Shodiqiyyah Semarang Tetap Ngaji

Foto: Ilustrasi

Semarang, NU Online
Para santri pondok Pesantren As-Shodiqiyyah Semarang, Jawa Tengah memanfaatkan masa pandemi Covid-19 untuk memaksimalkan program ngaji posonan selama bulan Ramadhan 1441 H.
 
Pengasuh Pesantren As-Shodiqiyyah Semarang, KH Shodiq Hamzah mengatakan, sebagian santri yang diasuhnya memilih tidak pulang kampung dan tetap bertahan di pesantren untuk karantina mandiri sambil terus mengaji kitab kuning.
 
"Mereka itu para mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Semarang, saat kampusnya memberlakukan kebijakan untuk kuliah dalam jaringan (daring) dari rumah, sebagian dari mereka mengikuti program ini dari pondok," kata Kiai Shodiq di Semarang, Sabtu (18/4).
 
Menurut Mustasyar PCNU Kota Semarang ini, dengan tetap bertahan di pondok mereka tetap bisa melanjutkan program ngaji kitab, selain mengikuti program kuliah daring yang diprogramkan kampusnya. Kalau mereka pulang kampung lanjutnya, tentu tidak bisa mengikuti ngaji kitab di pesantren. 
 
Selama ini para santri mahasiswa itu mengikuti program pengajian kitab Asbah wan Nadloir setiap bakda maghrib, Tafsir Jalalain bakda shubuh dan Jawahirul Maknun bakda ashar.
 
"Kami yang membaca langsung kitab-kitab itu, sedangkan yang lainnya kitab-kitab kecil dan diikuti kata santri yang  masih belajar di tingkat SLTA  dibaca oleh para santri senior atau para ustadz," katanya.
 
Dia menambahkan, bersamaan dengan diberlakukannya program daring secara nasional bagi pelajar dan mahasiswa sebenarnya kegiatan pengajian kitab akan dihentikan untuk menyesuaikan program daring itu.
 
Namun ujarnya, sebagian santri  minta agar program ngaji jangan dihentikan, mereka ingin tetap terus ngaji ketiga kitab itu, sedang pembelajaran daring dari kampus akan diikuti dari dalam kamar pondok, sementara sebagian santri yang lain memilih pulang kampung mengikuti pembelajaran daring dari rumah masing-masing.
 
Jumlah sabtri yang sudah pulang kampung sebanyak 200 orang, sedangkan yang masih bertahan 25 orang, mereka akan langsung mengikuti program ngaji posonan hingga selesai. 
 
Dikatakan, kalau hingga lebaran masa pandemi covid-19 belum dinyatakan selesai mereka tidak akan mudik, tetapi memilih berlebaran di pondok.
 
"Ya, kami melayani keinginan santri yang ingin tabarukan ngaji pada puasa ramadhan atau yang dikenal dengan ngaji posonan di pondok, tetapi harus mengikuti protokol kesehatan dan keamanan," pungkasnya.
 
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz