Daerah

Kawal RTRW, PMII Jember Gelar Sekolah Tata Ruang

NU Online  ·  Sabtu, 25 Mei 2019 | 13:30 WIB

Jember, NU Online
Komitmen PC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jember untuk menolak eksploitasi tambang, laik diapresiasi. Terbukti, organisasi kemahasiswaan sayap NU ini, menyeleggarakan Sekolah Tata Tuang. Tujuannya adalah untuk membentuk kader yang tangguh dan inten dalam mengkaji dan mengawal RTRW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah) Kabupaten Jember.

“Kami ingin mempunyai kader atau tim yang benar-benar piawai dalam mengkaji dan mengawal RTRW. Sebab jika tidak dikawal, bisa saja RTRW itu hanya tinggal berupa file yang tak berguna,” tukas Sekretaris PC PMII Jember, Abd. Latif Azzam kepada NU Online di sela-sela penutupan Sekolah Tata Tuang di Taman Baca, Patrang, Jember, Jawa Timur, Sabtu (25/5).

Menurut Latif, untuk memastikan Jember aman dari ancaman eksploitasi tambang, maka RTRW yang sudah tidak memberi peluang adanya eksploitasi tambang itu harus dikawal, bahkan kalau perlu dikaji untuk melihat celah yang mungkin bisa digunakan oleh investor untuk menambang.

“PMII bersama masyarakat akan terus bersinergi untuk menolak tambang sampai kapanpun. Sebab eksploitasi tambang lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya,” urainya.

Pemuda asal Pamekasan Madura itu juga mengajak segenap elemen masyarakat untuk terus memantau perkembangan di lapangan. Sebab bisa saja terjadi, tiba-tiba rekomendasi eksploitasi tambang turun seperti yang pernah terjadi beberapa bulan lalu.

“Kendati akhirnya rekom itu dicabut, namun ketegangan sempat terjadi di masyarakat, khususnya antara yang pro dan kontra tambang,” jelas mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN Jember itu.

Sekolah Tata Ruang tersebut diikuti oleh 15 kader PMII. Selama 3 hari mereka dicekoki dengan kajian RTRW yang disampaikan oleh pemateri andal.

Persyaratan untuk menjadi peserta adalah minimal semester 4, membuat essai dengan tema Konflik Agraria dan Skema Tata Ruang Jember, atau Penataan Ruang Berbasis Antropologi Ekonomi. Dan persyaratan lain adalah peserta wajib membawa 1 kilogram beras.

“Acara itu ‘kan dilaksanakan tiga hari. Jadi beras itu untuk buka puasa dan sahur,” jelas Latif. (Aryudi AR).