Daerah

Kenapa Banser Milenial Harus Lebih Militan Bentengi Ulama?

Sab, 5 Oktober 2019 | 14:30 WIB

Kenapa Banser Milenial Harus Lebih Militan Bentengi Ulama?

Diklatsar (Pendidikan dan Latihan Dasar) Banser ke-30 PC GP Ansor Jember, Sabtu (5/10). (Foto:NU Online/Aryudi)

Jember, NU Online
Sekretaris Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jember, Jawa Timur H Kholidi Zaini menegaskan bahwa militansi Banser memang sangat dibutuhkan di era milenial saat ini. Yaitu militan dalam membentengi ulama dan menyebarkan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).
 
Sebab, menurutnya, kelompok radikal dan penentang Pancasila saat ini juga militan dalam mendakwahkan ideologinya. Mereka tidak kenal lelah menyisir masyarakat, menawarkan jasa secara gratis seraya memasukkan ideologinya.
 
“Jadi mereka betul-betul militan. Karena itu, Banser harus militan membantu NU untuk menghadapi perongrong NKRI itu,” tegasnya dihadapan 470 peserta Diklatsar (Pendidikan dan Latihan Dasar) Banser ke-30 PC GP Ansor Jember, Sabtu (5/10).
 
Selain harus militan lanjutnya, dalam menghadapi usaha kelompok radikal, Banser juga dituntut terlibat aktif dalam membantu NU menebarkan Islam yang Rahmatal lil’alamin. Islam, katanya, harus menjadi payung besar yang menaungi masyarakat yang beraneka ragam suku dan agamanya.
 
“Ini (Islam yang Rahmatal lil’alamin) harus terus menerus dikampanyekan untuk menciptakan kedamaian dan ketenangan,” jelasnya.
 
Diklatsar ini adalah bentuk langkah konkret yang dilakukan Pimpinan Cabang GP Ansor Jember untuk membentuk jiwa anggota Banser yang militan. Tidak hanya dari Jember, peserta Diklatsar juga ada yang berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, Situbondo, Bondowoso, dan Lumajang.
 
Menurut H Kholidi, keikut sertaan anggota Banser dari luar Jember merupakan bentuk apresiasi mereka terhadap Ansor Jember. Dengan kata lain, mereka percaya bahwa Diklatsar Banser Jember merupakan kawah penggemblengan yang cukup bonafit, dan akan melahirkan ‘pasukan’ militan.
 
“Itu merupakan kebanggaan tersendiri bagi Ansor Jember. Kami dipercaya berarti kami harus menjaga kepercayaan itu. Kita manfaatkan Diklatsar ini untuk penggemblengan lahir dan batin,” ujarnya.
 
Diklatsar yang dipusatkan di lapangan perkebunan JA Wattie, Dusun Durjo, Desa Karangpring, Kecamatan Sukroambi, Kabupaten Jember itu, dibuka oleh Ketua PCNU Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin, Sabtu (5/10).
 
Selain diisi dengan pembekalan fisik, Diklatsar yang berlangsung sejak tanggal 4 hingga 6 Oktober 2019 itu, juga diisi dengan penyampaian materi, termasuk terkait Aswaja.
 
Ketatnya penggemblengan fisik bisa dilihat dari latihan baris berbaris di bawah terik matahari, dan sebagainya. Namun yang paling berat adalah program ‘Caraka Malam’ yaitu pengambilan baret dengan menempuh jarak sekitar 30 kilometer menyusuri jalan berliku di lereng gunung Argopuro, naik turun tebing di kegelapan malam.
 
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Muhammad Faizin