Daerah

Ketua NU Jabar Sebut Ada Dua Pesan Penting dalam Koin Muktamar

Kam, 12 Maret 2020 | 16:00 WIB

Ketua NU Jabar Sebut Ada Dua Pesan Penting dalam Koin Muktamar

Ketua PWNU Jabar, KH Hasan Nuri Hidayatullah (berdiri) (Foto: NU Online/Aiz Luthfi)

Subang, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah mengatakan, gerakan Koin Muktamar yang digulirkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) harus diapresiasi dan disambut suka cita oleh warga NU. Karena dalam program tersebut terdapat dua pesan penting yang bisa dipetik oleh warga NU.
 
"Pertama bisa menumbuhkan kepedulian kita kepada organisasi NU, jangan meminta kepada orang lain sebelum kita memberi untuk NU, jangan minta ke Bupati sebelum pengurus PCNU-nya urunan," ujarnya.
 
Hal itu disampaikan Kiai Hasan saat memberikan sambutan dalam acara Peringatan Harlah NU yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Subang di Alun-alun kabupaten, Rabu (11/3).
 
Dalam kesempatan tersebut, Gus Hasan mengutip kisah Kiai Hasan Nawawi Sidogiri yang diajak oleh Hadratus Syekh KH Hasyim Asy`ari untuk masuk dalam jajaran pengurus PBNU, Kiai Hasan Nawawi pun menerimanya namun dengan satu syarat.
 
"Syaratnya adalah pengurus NU harus urunan dan Hadratus Syekh KH Hasyim Asy`ari setuju dengan persyaratan tersebut," tambahnya.
 
Nasehat kedua sambung kiai yang biasa disapa Gus Hasan itu, dengan adanya program koin ini bisa menumbuhkan kemandirian NU sebagaimana sudah ditetapkan dalam tema Muktamar ke-34 'Meneguhkan Kemandirian NU untuk Perdamaian Dunia'.
 
"Sebuah kelompok maupun pribadi, jika mampu berdiri di atas kemandirian, maka dia akan menjadi sosok yang sukses," imbuh Pengasuh Pesantren Ashidiqiyah Karawang itu.
 
Dikatakan, NU harus menjadi organisasi yang mandiri sebagai bentuk ittiba` pada jejak langkah baginda Rasulullah yang telah diberikan pendidikan kemandirian oleh Allah sejak beliau lahir ke muka bumi ini.
 
"Bentuk pendidikan kemandirian itu adalah dengan diwafatkannya ayah baginda Nabi sebelum beliau lahir sehingga beliau menjadi pribadi yang besar, karena untuk menjadi pribadi yang besar perlu dididik dengan kemandirian," ungkapnya.
 
Dijelaskan Gus Hasan, di antara hikmah diwafatkannya ayahanda Rasulullah sebelum ia lahir adalah agar Rasulullah selalu bergantung kepada Allah dan tidak bergantung kepada siapa pun selain-Nya.
 
"Tujuannya adalah Li alla yaqula abi, abi, wal wayuqula rabbi, rabbi, supaya ketika ada persoalan tidak mudah mengeluh tapi selalu bermunajat kepada Allah," paparnya.
 
Turut hadir dalam kegiatan peringatan hari lahir NU ini para pejabat Forum Kordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Subang, jajaran pengurus PCNU berikut lembaga dan banomnya serta Ketua PBNU H Marsudi Syuhud yang didaulat mengisi mau`idzah hasanah.
 
Kontributor: Aiz Luthfi
Editor: Abdul Muiz