Daerah PEDULI COVID-19

Ketua PCNU Jember: Hadapi Covid-19, NU Gunakan Sikap Tawazun

Ahad, 5 September 2021 | 13:00 WIB

Ketua PCNU Jember: Hadapi Covid-19, NU Gunakan Sikap Tawazun

Ketua PCNU Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab), kedua dari kanan, sedang berbicara dalam sosialiasi Germas. (Foto: Dok. PCNU Jember)

Jember, NU Online 
Menjaga kesehatan adalah suatu keharusan. Vaksinasi, memakai masker, dan prokes lainnya merupakan bagian dari ikhtiar menjaga kesehatan agar masyarakat terhindar dari pandemi Covid-19. Namun, keharusan untuk menjaga kesehatan jangan sampai menggeser akidah. Dalam hal ini, NU menggunakan sikap tawazun (seimbang).


Demikian disampaikan Ketua PCNU Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin, saat memberi pengarahan dalam Sosialisasi Germas dan Vaksinasi Covid-19 di halaman gedung PCNU Jember Jawa Timur, Ahad (5/9).


Menurut dia, yang dimaksud tawazun adalah seimbang dalam menyikapi suatu masalah. Usaha lahir harus dilakukan. Akan tetapi, jangan sampai melupakan ikhtiar batin. Satu sisi, tidak boleh sok berani menantang Covid-19. Di sisi lain, juga dilarang takut berlebihan hingga pananoid.


“Banyak orang menantang Covid-19 dengan mengatakan ‘Saya tidak takut Covid’. Itu tidak boleh. Tapi, kita juga dilarang takut secara berlebihan kepada Covid-19,” ujar Gus Aab, sapaan akrabnya.


Demikian juga, kata Gus Aab, dalam menyikapi persoalan kemanusiaan. Sikap tawazun perlu ditegakkan. Jangan semata-mata karena tugas kemanusiaan lantas  mengganggu akidah. Akan tetapi, juga jangan karena atas nama agama lalu mengabaikan sisi-sisi kemanusiaan. 


“Harus kita seimbangkan layaknya menjaga hubungan kita dengan Allah dan hubungan kita dengan sesama manusia. Keduanya harus seimbang. Itulah NU,” urainya.


Gus Aab juga menyinggung beredarnya tulisan di pamflet-pamflet maupun baliho ukuran kecil yang menyatakan ‘Pakai masker, haga mati. Tidak pakai masker, bisa mati’. Menurut dia, ungkapan tersebut cukup mengusik akidah.  Sebab, tujuan orang memakai masker untuk menjaga agar yang bersangkutan tidak sakit. Bukan supaya tidak mati.  


“Jangan dibayangkan, kalau tidak ada pandemi Covid-19 tidak ada orang mati. Orang mati tetap ada, hanya caranya yang beda. Hari ini orang mati karena Covid-19. Lain waktu orang mati tetap ada, tapi karena soal lain,” jelasnya.


Germas Sangat Relevan
Anggota Komisi IX DPR RI H Nur Yasin menegaskan, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) sangat relevan di masa pandemi. Pola hidup bersih dan sehat menjadi kunci menekan penyebaran Covid-19 mengingat hingga kini seluruh masyarakat belum semuanya tervaksin.


Meski demikian, kata Yasin, penerapan program Germas guna mencegah kian massifnya penyebaran Covid-19 akan lebih maksimal bila ada keterlibatan masyarakat secara aktif. 


“Saat ini, hasil penerapan Germas untuk mencegah penyebaran Covid-19 mulai terlihat. Warga makin disiplin mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan ,” ungkapnya.


Ia mengungkapkan, pemerintah menargetkan vaksinasi sebanyak 208 juta orang hingga akhir 2021. Data per 4 September 2021 pukul 18.00 WIB, vaksinasi tahap pertama mencapai 66,353 juta (31.86%). Sedangkan untuk vaksinasi tahap kedua sebanyak 38,030 juta (18.26%). Artinya, 32 per 100 orang sudah menjalani vaksinasi tahap pertama.


“Saat ini, Indonesia menduduki peringkat 6 dunia berdasarkan jumlah orang yang telah divaksinasi, dan peringkat ke 7 dunia berdasarkan total suntikan,” terang alumnus ITB Bandung itu.


Vaksinasi tersebut digelar oleh PCNU Jember yang difasilitasi Nur Yasin. Pendaftarnya mencapai 1.000 orang lebih. Namun, karena terbatasnya stok vaksin, maka hanya diambil 700 orang. 


Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Musthofa Asrori