KH Muhammad Tolchah Hasan merupakan sosok kiai, alumni pesantren Tebuireng, yang cukup terkenal keulamaannya. Intelektualitas dan keulamaannya sudah tidak diragukan lagi. Hal ini terbukti dengan kegiatan akademiknya yang selalu memberikan pemikiran-pemikiran segar dalam merespon fenomena perkembangan zaman dan masyarakat saat ini.
Sebagai seorang ulama, Kiai Tolchah mampu membuktikan diri dengan keteguhan dalam memegang dan mengamalkan ajaran agama serta dekat dengan rakyat kecil.
Ada keunikan tersendiri mempelajari sosok Kiai Tolchah Hasan dalam hal pendidikan formalnya di perguruan tinggi. Beliau praktis hanya menamatkan pendidikan sarjana di Universitas Merdeka Malang pada program studi Ilmu Pemerintahan. Adapun jenjang magister dan doktor-nya adalah pemberian sebagai kehormatan atas kiprahnya di masyarakat. Demikian pula jabatan Guru Besar Pendidikan Agama Islam (PAI) di Universitas Islam Malang (Unisma).
Demikian kesaksian HM Bibit Suprapto, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Malang periode 2009-2014 yang merupakan salah satu orang dekat Kiai Tolchah di Malang sejak keduanya berkiprah di Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Malang.
"Pak Tolchah itu magister dan doktornya bahkan sampai guru besarnya adalah honoris causa," kata pria yang akrab dipanggil Pak Bibit itu.
Kiai Tolchah merupakan sosok kiai yang memiliki segudang aktifitas yang cukup padat. Bahkan sampai usianya menginjak 80-an tahun, beliau merupakan kiai dengan mobilitas aktivitas yang sangat tinggi. Dan yang patut dicontoh adalah Kiai Tolchah selalu menyelesaikan urusannya secara tuntas, rapi dan terstruktur.
Di balik aktivitas yang cukup padat, Kiai kelahiran Lamongan, Jawa Timur ini juga masih sempat menyapa masyarakat bawah dalam aktivitas kesehariannya. Berbagai aktivitas sosial dalam bentuk santunan yang diselenggarakan secara pribadi sering dilakukan dengan mengundang masyarakat dhuafa sekitar, maupun kegiatan lainnya.
Dwi Ari Kurniawati, salah satu pegawai di Pascasarjana Unisma memberikan kesaksian mengenai sisi sosial kemasyarakatan yang dimiliki Kiai Tolchah Hasan ini. Dikatakannya, Kiai Tolchah dalam setiap acara Halal bi Halal menekankan kepada seluruh civitas akademika Unisma untuk memegang prinsip persamaan derajat sesama manusia.
"Pak Prof. Tolchah yang selalu merakyat dengan bilang ''Jangan membeda-bedakan status," kata Dwi kepada NU Online, Rabu (12/6).
Ia juga menambahkan bahwa bukti merakyatnya Kiai Tolchah bisa dilihat dari kebiasaan Kiai Tolchah yang lebih suka makan lesehan bersama para stafnya di Unisma.
"Bukti merakyatnya adalah bahwa beliau dan putra-putri beliau lebih berkenan makan lesehan dengan yang lain meskipun disediakan VIP," kata Dwi. (R. Ahmad Nur Kholis/Muhammad Faizin)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Perhatikan 4 Hal Ini Agar Amal Ibadah Diterima Allah
2
Khutbah Jumat: Pendidikan sebagai Kunci dalam Menggapai Impian
3
Khutbah Jumat: Bersemangatlah, Mencari Nafkah adalah Ibadah
4
Kongres XIII JATMAN Siap Digelar di Asrama Haji Donohudan Boyolali pada 21-22 Desember 2024
5
Khutbah Jumat: Merawat Alam Sebagai Wujud Kepatuhan Terhadap Perintah Agama
6
7 Hari Wafatnya Syekh Hisham Kabbani: Melihat Gerak Dakwahnya di Amerika
Terkini
Lihat Semua