Daerah

Kiai Azaim Terima Peserta Napak Tilas Pengusiran Penjajah oleh Kiai As’ad

Jum, 13 September 2019 | 15:05 WIB

Kiai Azaim Terima Peserta Napak Tilas Pengusiran Penjajah oleh Kiai As’ad

KH Azaim Ibrahimy menerima bendera NU dan bendera SMK Negeri Perikanan dan Kelautan Puger dari HM Kunrjoro Basuki. (Foto: Aryudi/NUO)

Jember, NU Online
Perjalanan peserta Napak Tilas Pengusiran Penjajah oleh KHR As’ad Syamsul Arifin, akhirnya tiba di Dusun Pasar Alas, Desa Garahan, Kecamatan Silo Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat (13/9) sore. Dulu, dusun tersebut merupakan base camp sekaligus kantor para petinggi Belanda. Dari situ mereka mengatur peperangan di Jember bagian timur. Namun mereka berhasil diusir oleh Kiai As’ad dan kawan-kawan tanpa menimbulkan banyak korban jiwa.
 
Setelah istirahat sebentar sambil mengenang saat-saat Kiai As’ad  mengepung tempat tersebut, peserta napak tilas  lalu bergerak menuju Monumen Perjuangan KHR As’ad Syamsul Arifin di sisi selatan lapangan Desa Garahan. Di situlah mereka disambut oleh cucu Kiai As’ad, KH Azaim Ibrahimy.
 
Penyambutan tersebut ditandai dengan penyerahan bendera NU dan bendera SMK Negeri Perikanan dan Kelautan Puger oleh penaggungjawab napak tilas, HM Kuntjoro Basuki, yang diterima  langsung oleh KH Azaim Ibrahimy.
 
Alhamdulillah, kami bisa sampai, dan selesai menjalani napak tilas,” tukasnya kepada NU Online usai penyerahan bendera tersebut.
 
Menurut Kepala SMK Negeri Perikanan dan Kelautan Puger ini, adalah satu kebanggaan bisa mengikuti napak tilas yang cukup bersejarah tersebut. Perjalanan yang dilalui peserta napak tilas cukup jelas menceritakan betapa susahnya perjuangan Kiai As’ad dan kawan-kawan dulu dalam mengusir penjajah.
 
Jalan yang berliku di hutan, menuruni ngarai dan menaiki tebing, sungguh membuat perjuangan terasa semakin berat. Apalagi di tengah jalan, rombongan Kiai As’ad sempat dihujani tembakan oleh serdadu Belanda.
 
“Jadi susah betul dulu itu. Mereka mempertaruhkan jiwanya demi kemerdekaan bangsa Indonesia,” lanjutnya.
 
Ia menambahkan, Kiai As’ad adalah sosok ulama yang sangat cinta tanah air. Beliau bukan cuma di tempat itu saja berjuang melawan penjajah, tapi di tempat lain juga bergerilya untuk menghancurkan pasukan Belanda.  Karena itu, tidak heran jika akhirnya beliau mendapatkan gelar pahlawan nasional.
 
“Itu penghargaan yang sangat laik,” tegasnya.
 
Napak tilas yang kesekian kalinya itu, mendapat sambutan yang hangat dari masyarakat.  Di jalan-jalan yang melewati perumahan penduduk, tak sedikit warga  yang menyiapkan makanan bagi peserta napak tilas.
 
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Muhammad Faizin