Daerah

Kiai Marzuki Mustamar Sebut Pentingnya Kemandirian Santri

Ahad, 8 Desember 2019 | 22:30 WIB

Kiai Marzuki Mustamar Sebut Pentingnya Kemandirian Santri

Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar pada Seminar Pengembangan Usaha Perkebunan bertemakan Penguatan Pesantrenpreneur Berbasis Perkebunan  di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Jumat (6/12) malam.​

Surabaya, NU Online
Bangsa Indonesia perlu menjaga kemandirian sektor pangan, termasuk sektor perkebunan. Kemandirian ekonomi akan sangat menguatkan jati diri bangsa Indonesia agar dapat berdiri tegak bersama bangsa-bangsa yang lain di dunia.
 
"Pesantren adalah salah satu kekuatan untuk mendorong kemandirian ekonomi Bangsa Indonesia, dan di Jatim ada lebih dari 6.500 pesantren dan memiliki santri hampir satu juta orang itu bisa menunjang ekonomi," kata
Ketua Pengurus Wilayah NU Jatim, KH Marzuki Mustamar dalam Seminar Pengembangan Usaha Perkebunan bertemakan Penguatan Pesantrenpreneur Berbasis Perkebunan  di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Jumat (6/12) malam ​​​​​​.
 
Dalam kesempatan itu, Kiai Marzuki juga mengungkapkan alasan kenapa kader NU harus memiliki kemandirian, khususnya dalam bidang ekonomi. Menurutnya, kemandirian itu sangat penting bagi kader NU. Tak sedikit orang bisa sukses sebab sikap kemandirian yang dimiliki, bahkan hal ini juga menjadi kunci kesuksesan.
 
"Jadi orang sukses itu karena mental dan tahan banting, bukan karena modal. Jangan malas berusaha. dan kemandirian itu penting. Siapa orang yang mandiri? Mereka yang memiliki jati diri," ucapnya. 

Selain alasan tersebut, menurut pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Gasek, Malang ini, kemandirian itu pula bisa meningkatkan kekuatan iman atau aqidah seseorang, sehingga tidak mudah berpaling'menjual' aqidahnya. Dan ini menurutnya harus diwaspadai.
 
"Kader-kader NU, aqidahnya kuat, lalu mentalnya kuat, mandiri, plus memiliki modal, dan punya pengalaman kerja. Meskipun diiming-imingi uang atau sejenisnya dengan syarat berpindah aqidah, pasti dia tidak akan berpindah," ungkapnya.
 
Ia menceritakan, dahulu banyak orang NU yang berpindah aqidah biasanya itu karena tidak memiliki kemandirian di bidang pekerjaan dan ekonomi. Atas dasar itu, Kiai Marzuki mengajak para hadirin dengan sekuat tenaga agar mewujudkan kemandirian umat, sebab jika tidak, seseorang cenderung menjadi melarat dan faqir, juga imannya goyah.
 
"Melarat, faqir, itu bisa menjadikan seseorang berubah aqidahnya. Oleh karena itu, mari berusaha sekuat tenaga untuk mandiri," ajaknya kepada hadirin. 

Kemandirian yang bisa dicontoh misalnya di pesantren, banyak pesantren dan kiainya yang sudah memiliki kemandirian ekonomi, sehingga pesantren bisa berkembang tanpa bergantung ke siapa pun.
 
"Banyak kiai-kiai di pondok pesantren itu rata-rata mandiri dalam segala aspek. mereka punya banyak usaha yang menunjang pesantren," tukasnya. 
 
Tak hanya itu saja, Kiai Marzuki juga mengingatkan agar para kader NU tetap menjaga wirid, riyadlah, dan tirakat. Sebab itu akan menjadi modal bagi para santri ketika sudah boyong dari pesantrennya.
 
"Kalian bisa menempa diri dengan tirakat, wiridan, riyadlah. setelah boyong dari pesantren, selain kalian mendapatkan keilmuan kitab kuning, rajian baca wirid juga didapat, kuatnya mental juga akan kalian dapat. Itu akan menjadi modal yang bagus bagi kalian," ucapnya.
 
 
Editor: Kendi Setiawan