Daerah

Kurangi Debat di Medsos, Saatnya Dokumentasikan Pemikiran Ulama

NU Online  ·  Sabtu, 15 Juni 2019 | 13:00 WIB

Blitar, NU Online
Dalam menghadapi tantangan yang kian berat, warga NU khususnya oara sarjana dituntut mampu memperkuat literasi dan dokumentasi. Nahdliyin tidak boleh terjebak dalam arus perkembangan isu media sosial (Medsos) yang kadang tidak menentu.

“Warga NU hendaknya tetap melakukan pendokumentasian pemikiran para ulama dan kiai lewat media cetak, termasuk buku. Karena itu lebih abadi daripada hanya merespons melalui Medsos,” kata H Imam Kusnin Ahmad, Sabtu (15/6).

Penegasan ini disampaikan Ketua Pengurus Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Blitar, Jawa Timur tersebut saat menjadi pembicara tunggal pada acara halal bi halal  dengan remaja se-Udanawu bertema ‘Peran Medsos dalam Pembangunan Daerah’.

Menurut Kusnin, kegiatan literasi dan dokumentasi merupakan salah satu solusi dalam menghadapi tantangan perkembangan media sosial sekarang ini. Apalagi isu yang berkembang di Medsos sering kali belum jelas kebenarannya. 

“Jangan larut dengan gegap gempita Medsos.Lebih baik kita tulis buku seperti yang dilakukan ISNU Kabupaten Blitar dengan membuat buku biografi KH Yasin Yusuf dan sudah siap dibedah,” ungkapnya.

Hal ini, lanjut mantan Komandan Banser Jatim ini akan lebih bermanfaat kalau mulai diupayakan membukukan pidato dan pandangan para kiai yang selama ini kian jarang dilakukan. “Padahal kalau ini digarap serius, kita kaya narasi yang mencerahkan,” urainya.


H Imam Kusnin Ahmad (kanan) bersama remaja se-Udanawu, Kabupaten Blitar.

Kusnin menyampaikan  bahwa kegiatan literasi merupakan tugas bersama. “Khususnya sehabat ISNU, IPNU,PMII, LTNU dan lainnya. Ada banyak ruang kosong yang harus diisi untuk memperkaya literasi,”  ujarnya.

Pada kesempatan itu, Kusnin juga menyampaikan kalaupun harus berkomunikasi lewat layanan Medsos, para penggunanya hendaknya saling berkomunikasi, berinteraksi, berbagi, networking, dan berbagai kegiatan lain. 

“Medsos mengunakan teknologi berbasis website atau aplikasi yang dapat mengubah suatu komunikasi ke dalam bentuk dialog interaktif. Juga mengajak semua pihak untuk menjunjung tinggi perbedaan, toleransi, dan cerdas dalam bermedos,” harapnya.

Menurutnya, generasi muda NU harus membangun kesadaran diri sendiri bahwa semua orang memiliki batasan, termasuk saat bermedsos. “Jangan malah melawan narasi yang tidak santun,” tandas Kusnin. (Ika/Ibnu Nawawi)