Daerah

Langkah Ahli 'Suwuk' NU Pringsewu Perkuat Dakwah Aswaja

Ahad, 12 Januari 2020 | 16:30 WIB

Langkah Ahli 'Suwuk' NU Pringsewu Perkuat Dakwah Aswaja

Ketua JRA Pringsewu melakukan komunikasi dengan Bupati Pringsewu KH Sujadi untuk penguatan dakwah Aswaja melalui ruqyah (Foto: NU Online/Faizin)

Pringsewu, NU Online
Jamiyyah Ruqyah Aswaja (JRA) saat ini sudah resmi menjadi organisasi sayap dari Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU). Organisasi yang menjadi tempat berkumpulnya ahli 'suwuk' ini terus menebar manfaat bagi umat. Berbagai bakti sosial dan pelatihan praktisi ruqyah terus digelar di berbagai wilayah.
 
Tak terkecuali di Kabupaten Pringsewu, Lampung, JRA Pringsewu yang bernama Asma' Sewu ini telah melakukan berbagai kegiatan. Selain itu pengurus JRA Asma' Sewu juga sudah menjalin komunikasi dan koordinasi dengan berbagai elemen terkait untuk memaksimalkan peran JRA.
 
Ketua JRA Asma' Sewu Pringsewu Mustangin mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Bupati Pringsewu, PCNU Pringsewu dan Jamiyyatul Qura wal Huffadz (JQH) NU yang merupakan organisasi para hafiz dan hafizah Qur'an. Beberapa poin telah dihasilkan dari koordinasi tersebut.
 
"Bupati sangat setuju dan mendukung program-program JRA. Bupati memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk melakukan dakwah melalui JRA dengan memberikan ruang kepada warga pringsewu," kata Mustangin sesaat setelah beraudiensi dengan Bupati, Ahad (12/1). 
 
Untuk menambah syiar eksistensi dan kiprah JRA, Bupati Pringsewu KH Sujadi menyarankan agar melakukan komunikasi dengan berbagai media baik cetak maupun elektronik untuk diberitakan. Semisal melalui Pringsewu TV dan stasiun-stasiun radio yang ada di Pringsewu.
 
Ketua PCNU Pringsewu menurut Mustangin juga telah merespon positif JRA sebagai bagian sayap LDNU. Ke depan, program-program JRA akan dimasukkan dalam program yang akan dibahas dalam Muskercab PCNU Pringsewu. 
 
"Termasuk kegiatan-kegiatan pengajian NU dan Muslimat akan diupayakan diramaikan dengan Rukqah Massal. Bahkan instruksi untuk keikutsertaan MWC, Banom, kiai-kiai pesantren dan guru ngaji untuk ikut serta jadi praktisi yang akan diterbitkan dengan surat resmi," tambahnya.
 
Sementara JQH Nahdlatul Ulama akan memberikan dukungan penuh agar para hafiz dan hafizah juga mampu menjadi praktisi ruqyah. Hal ini strategis karena dalam metode ruqyah, banyak menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an  sebagai wasilah penyembuhan berbagai penyakit.
 
"Para hafiz dan hafizah tentu hafal banyak ayat-ayat Qur'an yang memiliki khasiat untuk menyembuhkan dan ini harus dimaksimalkan agar memberi manfaat bagi orang lain," katanya kepada NU Online.
 
Dalam beberapa hari ke depan, para hafiz dan hafizah akan mendapatkan sosialisasi terlebih dahulu tentang apa dan manfaat apa yang bisa dihasilkan dari ruqyah itu sendiri.
 
"Dan pada Ahad tanggal 26 Januari 2020, kami akan menggelar kegiatan Therapy Qur'an Massal di Gedung NU Pringsewu pukul 1 siang. Ke depan kegiatan ini akan dilaksanakan bergilir di berbagai kecamatan di Pringsewu," ujarnya.
 
Terapi dengan ruqyah ini akan menjadi cara penyembuhan berbagai macam penyakit baik medis seperti asam lambung, stroke, lumpuh, magh, sesak nafas dan lain-lain, maupun penyakit non medis seperti sering kesurupan, was-was, sihir, dan penyakit menahun lainnya.
 
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin