Daerah

LAZISNU Sumedang Ajak Masyarakat Bantu Warga Terdampak Longsor Cimanggung

Sen, 11 Januari 2021 | 16:45 WIB

LAZISNU Sumedang Ajak Masyarakat Bantu Warga Terdampak Longsor Cimanggung

NU Care-LAZISNU Sumedang mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan kepada warga terdampak longsor Cimanggung. (Foto: Istimewa)

Sumedang, NU Online

NU Care-LAZISNU Sumedang, Jawa Barat mengajak masyarakat menyalurkan bantuan untuk meringankan beban warga terdampak tanah longsong dan banjir di Kecamatan Cimanggung.  

 

"Ketika ada musibah banjir dan longsor di Kecamatan Cimanggung mari kita membantu semaksimal mungkin  saudara-saudara kita yang terkena dampak bencana banjir dan longsor," kata Ketua NU Care-LAZISNU Sumedang, Dede Sukmana, Senin (11/1) malam.

 

Ia mengakui untuk pengumpulan bantuan melalui LAZISNU Kabupaten Sumedang, masih kurang maksimal dikarenakan keterbatasan personel pengurus, namun hal itu tidak mengurangi semangat untuk berbuat baik membantu korban yang terkana musibah.

 

"Donasi yang sudah dilakukan oleh LAZISNU Kabupaten Sumedang, baru sekedar via media sosial. Saya sebarkan pamflet donasi  LAZISNU Sumedang Peduli Longsor Cimanggung ke setiap grup WA dan via FB saya share informasi donasi," imbuhnya.

 

Ia bersyukur ajakan melalui media sosial membuat masyarakat ada yang langsung ikut berdonasi. "Alhamdulillah walaupun mungkin tidak sebesar yang diharapkan, donasi yang terkumpul oleh LAZISNU Sumedang  sampai malam ini Rp3.800.000," ungkapnya.

 

​​​​​​​Dana tersebut terkumpul melalui transfer langsung ke rekening BJB Syariah: 518 020 602 7334 a.n Lazisnu Sumedang. Ada juga yang langsung jemput bola kepada para donatur/agniya. "Insyaallah besok (Selasa, 12 Januari 2021) kami langsung terjun ke lokasi bencana banjir dan longsor memberikan titipan dari para donatur," katanya.

 

Menurut dia, warga Sumedang sendiri banyak yang tergerak untuk membantu korban bencana tersebut. Warga NU di Kecamatan Cimanggung juga tidak luput ikut bahu membahu membantu warga terdampak. "Pengurus MWCNU, lembaga dan Banom NU di Kecamatan Cimanggung ikut andil membantu," imbuhnya.


Ia mengabarkan lokasi bencana longsor dan banjir dusun bojongkondang desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang pada Sabtu (9/1) telah merenggut korban jiwa 13 orang. Banyak juga korban lainnya yang belum ditemukan jasadnya.

 

Penanganan bencana oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang sendiri berjalan baik. Pemda, kata Dede, meminta posko penanganan korban terfokus di satu titik, jangan tercecer. Tempat evakuasi bagi warga yang selamat tapi rumahnya rusak tertimbun longsor maupun yang rumahnya berada di zona rawan longsor, juga terpusat di satu titik. 

 

Posko tempat evakuasi dipusatka di Gedung SD, SMA Cimanggung dan GOR Desa. Basarnas juga sudah membuat tanda peringatan zona bahaya dan rawan.

 

Bencana tanah longsor Sumedang disebabkan tingginya curah hujan. Karena itu, di beberapa titik juga terjadi banjir. "Kalau kondisi banjir airnya udah surut dan menunggu pengumpulan dana, tapi yang korban longsor masih terus dilakukan pencarian dan evakuasi," imbuhnya.

 

Relawan NU bergerak sejak hari pertama

Sebelumnya Ketua LPBINU Sumedang Hendri Rohman telah bergerak membantu warga terdampak sejak hari pertama terjadinya bencana tersebut. Untuk meringankan beban warga terdampak bencana longsor tersebut, LPBINU mengumpulkan donasi dan berkoordinasi dengan lembaga/banom NU lainnya. Pada Sabtu (10/1) sore bantuan sudah disalurkan berupa logistik ,seperti beras, sembako, mi instan, popok bayi, pembalut wanita, dan masker.

 

Menurut Hendri, LPBINU juga bekerjasama dengan DKM Masjid Besar Tanjungsari dalam pengumpulan bantuan. "Kita akan distribusikan bantuan tahap kedua ke lokasi yang berbeda, karena kita tidak ke posko utama di sana sudah banyak bantuan. Padahal warga yang membutuhkan bantuan masih banyak dan ada yang belum tersentuh. Kami akan langsung menemui pengungsi berdasarkan informasi pemerintah desa dan MWCNU," kata Hendri.

 

Berdasarkan pendataan, bantuan yang masih dibutuhkan seperti susu bayi, pembalut wanita, popok bayi, multivitamin, alat ibadah seperti sajadah dan mukena. "Kalau pakaian bekas sudah banyak," ujarnya.  

 

Dampak La Nina

Bencana alam ​​​​​​​berupa tanah longsor dan banjir juga terjadi di beberapa wilayah lain di Indonesia. Di Cilacap, Jawa Tengah, bencana banjir bahkan berlangsung selama beberapa bulan. Tingginya kejadian bencana tersebut, menurut Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU), M Ali Yusuf karena dampak La Nina.

 

​​​​​​​Menurutnya, La Nina diprediksi berlangsung Oktober 2020 sampai dengan Maret 2021.La Nina merupakan fenomena iklim global ditandai adanya anomali suhu muka air di Samudera Pasifik. Pada fenomena alam tersebut suhu muka air akan lebih tinggi mencapai minus 1 derajat celcius. La Nina jelas berdampak terhadap Indonesia sebab suhu muka air lautnya cenderung hangat.    

 

Ali Yusuf juga menuturkan, tahapan yang bisa dilakukan pemerintah terutama Pemerintah Daerah adalah dengan mensosialisasikan dampak yang akan dimunculkan oleh La Nina. Sosialisasi sangat penting agar masyarakat dapat segera mendeteksi secara dini. Masyarakat yang harus segera dikomunikasikan adalah warga yang tinggal di pinggiran pantai dan tebing.    

 

Jika sosialisasi telah dilakukan, masyarakat dapat melaporkan secara berkala dampak alam dari La Nina tersebut. Sehingga, pemerintah secara cepat bisa menanggulangi dampak yang ditimbulkan misalnya dengan menerjunkan tim ke lapangan atau membuat alat penahan longsor.

 

"Kalau ada tanda-tanda mau longsor masyarakat dapat dibantu pemerintah membuat penahan longsor," tuturnya.

 

Paling, penting, kata dia, peran Ketua RT/RW difungsikan agar setiap fenomena yang terjadi akibat La Nina itu bisa dikendalikan dengan optimal.

 

Karena itu hal yang penting untuk dilakukan dan terus disosialisasikan oleh LPBINU adalah peringatan serta mitigasi bencana ke seluruh masyarakat.

 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori
 

 

​​​​​​​