Daerah

Lewat Kemah, Nahdliyin di Papua Bangun Kebersamaan dengan Warga

Rab, 7 Juli 2021 | 12:30 WIB

Lewat Kemah, Nahdliyin di Papua Bangun Kebersamaan dengan Warga

Sembari berkemah, Nahdlyin dari Mimika, Papua membersihkan pantai. (Foto: Istimewa)

Mimika, NU Online
Dakwah ala Walisongo merupakan metode paling baik dan sangat efektif di bumi Nusantara. Kelebihannya, yang dilakukan para penyeru agama ini ramah dengan memperhatikan budaya lokal dan pandangan penuh cinta tanpa pilih kasih. Ujungnya mampu menembus sekat keyakinan yang berbeda. 
 
Hal itu pula yang menginspirasi warga Nahdlatul Ulama (Nahdliyin) terhadap warga asli Papua yang tinggal di Kampung Naja. Sebuah kampung nelayan di pinggir pantai yang membutuhkan 25 menit perjalanan air dari pelabuhan Pomako, Distrik Mimika Timur, Kab Mimika, Papua. Dan praktik dakwah ala Walisongo ini dilaksanakan awal bulan Juli lalu.
 
Yang dilakukan adalah dengan memberikan paket sembilan bahan pokok, pakaian, membersihkan pantai, hingga menanam bibit kelapa.
 
"Kami menamainya dengan kemah shalawat sebagai upaya membangun kebersamaan dengan warga kampung ini," kata Ketua Jamaah Istighotsah An-Nahdliyyah, Ustadz Sugiarso, Rabu (7/7).
 
Dijelaskannya bahwa pada pagi hari dilakukan penanaman 20 bibit kelapa gading sumbangan dari Nahdliyin setempat. Tanaman yang diharapkan dapat tumbuh dan memberikan manfaat kepada warga Kampung Naga tersebut ditanam di pinggir pantai.
 
"Insyaallah tiga tahun lagi sudah berbuah," katanya.
 
Apa yang dilakukan Nahdliyin Mimika tersebut disambut hangat H Tahir Rumagesan selaku tokoh di Kampung Naja. Bahkan secara khusus, dirinya memberikan pesan kepada warga yang menerima bantuan.
 
"Bapak ibu jangan dilihat barangnya, tapi lihat kepedulian dan kebersamaanya. Juga kita yang menerima ini terus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk nikmat ini agar makin ditambah," katanya.
 
Menurut ketua panitia, Erni Susanti bahwa paket yang diberikan kepada warga ada 8 jenis. Semuanya merupakan sumbangan dari jamaah istighotsah, seperti minyak goreng, beras, mi, garam, gula, kopi, lamphion dan rambak. "Teristimewa rambak sebagai produk khas Jamaah Istighotsah an-Nahdliyah kami perkenalkan kepada warga Naja," terang perempuan yang juga Plt Ketua Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Mimika ini.
 
"Lhampion merupakan rokok khas kesukaan teman-teman Papua. Mereka senang sekali dengan rokok ini," kata Ketua Bidang Wirausaha Pondok Pesantren Darussalam Mimika, Jumar.
 
Selain paket sembako juga diserahkan beberapa kantong pakaian sumbangan dari ibu-ibu Majelis Taklim Naena Muktipura, SP6.
 
"Saya mewakili teman-teman berharap jangan dilihat fisiknya, tapi lihatlah bahwa kami dan warga Naja adalah saudara dan bisa terus membangun kebersamaan," terang Perwakilan Majelis Taklim Naena Muktipura SP6, Samidarti. 
 
Acara bersih-bersih pantai dan lokasi kemah dilakukan dengan membakar sampah plastik dan membuang ke hutan sampah sisa makanan yang ada. 
 
"Kita niati memberi makanan karaka dan ikan juga kucing dan hewan lain yang ada di hutan bakau ini," terang Hafidz.
 
Kesan mendalam dirasakan Wakil Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Mimika, H Fadlan yang tidak mau ketinggalan ikut kemah. 
 
"Kegiatan semacam ini perlu diprogramkan lagi sebab dapat nilai plusnya, sebab bisa berbagi dengan saudara kita yang ada di kawasan pinggiran yang mungkin jarang tersentuh," katanya.
 
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Syamsul Arifin