Daerah

Lewat MK Lebih Terhormat Dibanding People Power

NU Online  ·  Sabtu, 18 Mei 2019 | 05:00 WIB

Jember, NU Online
Munculnya rencana people power dari sejumlah elemen masyarakat yang sudah mengggema sebegitu rupa, disayangkan oleh puluhan tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Sila Emas (Silahturahim Lintas Agama dan Elemen Masyarakat) Kabupaten Jember. Menurut salah seorang inisiator forum tersebut, Gus Muis Shonhaji, people power tidak elegan karena risikonya sangat besar.

“Apa mereka sudah memikirkan dampak dari people power itu (seandainya terjadi). Ujung-ujungnya yang dirugikan adalah rakyat. Tidak ada ceritanya people power sukses dan membuat rakyat aman dan damai,” tuturnya saat memberikan sambutan dalam Buka Bersama di gedung IAIN Jember, Jumat (17/5).

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Jember itu mengingatkan kepada pihak-pihak yang merasa tidak puas atas hasil penghitungan suara yang dilakukan KPU terhadap Pilpres 17 April 2019, sebaiknya disalurkan melalui jalur yang telah disediakan. Yaitu Mahkamah Konstitusi (MK). Jalur itu memang dibuat untuk menjadi kanal dari arus perselisihan hasil penghitungan Pilpres maupun Pileg.

“Saya kira pelampiasan ketidakpuasan itu, jauh lebih terhormat lewat jalur MK  ketimbang people power dan sebagainya,” lanjutnya.

Hal serupa juga disampaikan tokoh Katolik sekaligus Ketua #savenkri, Ignatius Sumarwiyadi. Menurutnya, pihak-pihak yang terlibat dalam kontestasi politik hendaknya  berlapang dada menerima kemenangan atuapun kekalahan karena semuanya sudah dilalui secara demokratis.

“Maka tentu dengan selesainya pemilihan umum tanggal 17 April yang lalu kita berharap seluruh proses itu berjalan sesuai dengan ketentuan, perundang-undangan yang ada,” jelas Sumarwiyadi.

Di ujung acara itu, Forum Sila Emas mendeklarasikan penolakan people power, apapun alasannya. (Aryudi AR).