Jember, NU Online
Masyarakat diharapkan tidak terseret dalam pusaran konflik Pilpres dan tidak ikut-ikutan mencari-cari kesalahan orang lain. Sebab mencari-cari kesalahan orang lain bukan watak umat Islam. Demikian diungkapkan oleh Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU Jember, Kiai Muhammad Syukri Rifa’ie saat memberikan tausiyah dalam Halal Bi Halal Majelis Wakil Cabang Sukorambi di kantor MWCNU Sukorambi, Sabtu (15/6).
Menurutnya, soal sidang sengketa Pilpres di Mahkamah Kostitusi (MK), biarlah menjadi urusan para elit di Jakarta. Masyarakat awam tak perlu ikut memikirkan itu karena masing-masing punnya tugas dan kesibukan sendiri di rumah.
“Kita berdoa saja agar hakim MK diberi kekuatan oleh Allah untuk memutuskan perkara seadil-adilnya. Kita sudah berikhtiar untuk memilih pemimpin terbaik, maka siapapun yang dilantik, kita tak boleh ragu dialah jawaban Allah atas ikhtiar kita” tukasnya.
Lebh jauh, Kiai Syukri mengimbau agar masyarakat menghindari sikap-sikap tercela semisal mencari-cari kesalahan orang lain, mengumpat penguasa, dan sebagainya. Justru di hari lebaran ini, umat Islam dituntut melebur dosa, dan bermaaf-maafan atas dosa dan kesalahan yang ada.
“Jadi mari momentum lebaran ini kita jadikan ajang untuk membersihkan dosa dengan cara bermaaf-maafan dengan ikhlas,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa di masa Nabi Muhammad swt, bahkan jauh sebelumnya Allah sudah melarang manusia untuk menyibukkan lisan mereka dengan mencaci dan mengumpat penguasa. Sebab hati penguasa dalam genggaman Allah.
”Maka jauhilah saling mengumpat, apalagi kepada penguasa,” ucapnya.
Kiai Syukri juga mengingatkan, ketika terjadi ketidak adilan dan kedzaliman dari penguasa, maka itu tak lain merupakan buah kedzaliman kita sebagai umat. Allah mengultimatum dengan firman-Nya dalam Al-Qur'an: Dan demikianlah kami jadikan sebagian orang yang zalim sebagai pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan amal yang mereka lakukan.
Oleh karena itu, Kiai Syukri berpesan agar manusia tak perlu menyibukkan lidahnya dengan mengumpat, mencela, dan berghiba. Tak elok juga jika otak dipakai untuk mencari kelemahan dan kesalahan orang lain.
“Sebab semuanya akan kembali kepada yang bersangkutan,” pungkasnya. (Aryudi AR).
Terpopuler
1
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
2
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
3
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
4
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
5
PBNU Terima Audiensi GAMKI, Bahas Isu Intoleransi hingga Konsensus Kebangsaan
6
Kisah Di Balik Turunnya Ayat Al-Qur'an tentang Tuduhan Zina
Terkini
Lihat Semua