Daerah

Lomba Daiyah Fatayat untuk Gali Potensi Kader di Bojonegoro

Sel, 4 Agustus 2020 | 06:00 WIB

Lomba Daiyah Fatayat untuk Gali Potensi Kader di Bojonegoro

kegiatan lomba Daiyah Fatayat di Bojonegoro, Jatim (Foto: NU Online/M Yazid)

Bojonegoro, NU Online
Peran perempuan tidak dapat disepelekan, karena mempunyai hak yang sama seperti halnya laki-laki. Hal itu ditunjukkan kader perempuan Nahdlatul Ulama (NU) yang tergabung dalam Fatayat Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

 

Melalui perlombaan, pengurus Fatayat NU Trucuk menggali potensi dan mencetak kader yang terampil dan berakhlakul karimah. Selain itu, Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Bojonegoro itu ada program yang namanya 1001 Daiyah Fatayat (Difa).

 

"Karena memang di Kecamatan Trucuk ini sudah puluhan tahun tidak ada kompetisi seperti ini, jadi masyarakat sudah rindu," kata Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Kecamatan Trucuk, Bojonegoro Imrotul Khoiriyah.

 

Disampaikan, kegiatan yang berlangsung di Kantor Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Trucuk, Ahad (26/7) diikuti 27 peserta dari perwakilan 12 ranting yang ada di Kecamatan Trucuk, sehingga setiap desa atau ranting semua mengikuti dan mengirimkan kandidat.

 

"Peserta lomba berusia 17 tahun sampai 45 tahun. Jadi 27 peserta itu beragam ada yang masih kuliah dan beragam profesi, tapi semua bagus. Meskipun Kecamatan Trucuk berada di tepian Bengawan Solo, namun potensinya luar biasa," ucapnya.

 

"Kita memberikan ruang kepada sahabat-sahabat yang memang mempunyai bakat dan potensi, agar terus bisa mengembangkan. Dari perlombaan ini juga kami bisa menemukan kader-kader berbakat di setiap ranting, sesuai dengan tema yaitu menggali potensi dan mencetak kader," sambungnya.

 

Ditambahkan, sebenarnya kegiatan ini adalah salah satu kegiatan yang tertunda, karena adanya pandemi virus Covid-19. Seharusnya terlaksana awal bulan April kemarin terpaksa dilaksanakan sekarang ini.

 

"Melalui musyawarah pengurus, kegiatan ini bisa diadakan ketika new normal, karena memang untuk lomba daiyah ini tidak begitu melibatkan banyak orang. Sebab panitia batasi yang hadir selain 27 peserta lomba itu cukup seorang yang mengantar," jelasnya.

 

"Peserta dan seluruhnya tetap mematuhi protokol Covid-19, cuci tangan yang bersih sebelum memasuki gedung dan memakai masker, serta jaga jarak," pungkas perempuan mantan anggota DPRD Kabupaten Bojonegoro itu.

 

Salah satu peserta, Aisyah mengaku senang bisa ikut lomba mewakili rantingnya. Meski belum berhsil meraih juara, paling tidak kegiatan ini bisa melatih mental menjadi seorang daiyah.

 

"Senang, banyak teman sekaligus melatih mental belajar menjadi seorang daiyah yang baik," ucapnya.

 

Kontributor: M Yazid
Editor: Abdul Muiz