Daerah

LPBINU dan NU Backpacker Mojokerto Padamkan Kebakaran Hutan

Sab, 5 Oktober 2019 | 01:00 WIB

LPBINU dan NU Backpacker Mojokerto Padamkan Kebakaran Hutan

Tim NU Backpacker menyisir kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo Gunung Arjuno, Welirang. (Foto: NU Online/Syaiful Alfuat)

Mojokerto, NU Online
Kebakaran hutan dan lahan terus menghantui sejumlah kawasan, termasuk di Mojokerto, Jawa Timur. Celakanya, kebakaran ternyata justru dilakukan oleh sejumlah kalangan yang tidak bertanggungjawab. Di antara mereka adalah para pemburu liar.
 
Kondisi seperti itu yang dapat dilihat dan dirasakan di kawasan hutan di Mojokerto, Jawa Timur. Sejumlah titik terlihat titik api yang setelah diselidiki lantaran ulah warga yang tidak memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga hutan.
 
Karenanya, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) setempat bersama NU Backpacker mengerahkan anggota untuk menanggulangi kebakaran yang terjadi di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo Gunung Arjuno, Welirang. 
 
Mereka bergabung dalam tim yang beranggotakan Tim SAR, kepolisian, Tentara Nasional Indonesia, Perhutani, dan relawan lain diterjunkan secara bertahap. Kegiatan berlangsung sejak Ahad (29/9) hingga Kamis (3/10).
 
"Total lahan yang terbakar di Gunung Kembar Satu dan Dua mencapai 100 hektar.  Meski api sudah padam, kami tetap waspada karena memang sangat rawan kebakaran," terang Wahyudi, Ahad (4/10).
 
Kepala UPT Tahura R Soerjo ini mengemukakan bahwa lokasi kebakaran cukup tinggi sekitar 2.300 meter di atas permukaan laut (mdpl). Hal tersebut menyebabkan petugas kesulitan segera memadamkan titik api. 
 
"Kondisi medan menjadi penyebab petugas sulit menjangkau untuk memadamkan api. Kami berjalan menuju di bawah titik api saja butuh waktu 5 hingga 6 jam baru sampai,” ungkapnya. Tenaga dan personal yang tersedia memang terbatas, sehingga akan sulit segera memadamkan api, lanjutnya. 
 
Hal yang dapat dilakukan adalah dengan cara memukulkan ranting pohon ke arah api. Salah satu anggota NU Backpacker menuturkan bahwa kebakaran hutan diduga ulah pemburu liar.
 
“Karena ditemukan titik api pertama ada tulang dan bekas pembakaran,” kata Fanani.
Menurutnya, hingga kini total lahan yang terbakar diperkirkan mencapai 150 hektar. 
“Hingga sampai saat ini, masih ada titik api yang belum bisa dipadamkan di wilayah Genitri. Syukur tidak ada korban dalam kejadian ini,” tandasnya.
 
 
Pewarta: Syaiful Alfuat
Editor: Ibnu Nawawi