Kendal, NU Online
Tugas berat disandang pengelola madrasah diniyah. Karena tidak berhenti pada menyampaikan pengetahuan, juga harus memperhatikan akhlak dan perilaku para peserta didik. Merekalah yang kelak akan menjadi penerus bangsa.
Harapan ini disampaikan Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah atau RMI Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kecamatan Patebon, Kendal, Jawa Tengah, pada Ujian Akhir Madrasah Diniyah Takmiliyah (UAMDT) Ula yang diselenggarakan serentak, Senin (9/4).
Dalam sambutannya, Ketua RMI, Sihan Said mengatakan, dalam kehidupan keluarga peran orang tua memiliki posisi yang sangat strategis dalam membina kepribadian generasi penerus bangsa khususnya anak-anak. “Demikian juga dalam lingkungan sosial kemasyarakatan, pun memiliki andil dalam membina kepribadian generasi muda,” katanya. Sedangkan dalam lingkungan sekolah, guru mempunyai tugas dan wewenang untuk membina kepribadian anak didiknya menuju anak yang berkepribadian baik, lanjutnya.
Menurutnya, guru mempunyai peranan sangat penting dalam membina kepribadian siswa-siswanya di sekolah. “Maksud peran siswa di sini adalah pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri-ciri khas dari jabatan tertentu,” urainya.
Dalam pandangannya, guru harus bertanggung jawab dari semua hasil belajar anak melalui kegiatan belajar mengajar. Guru merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar. “Guru juga harus mampu menciptakan suatu kondisi belajar yang sebaik baiknya. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih,” jelasnya.
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai hidup, sedangkan mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemudian melatih berarti mengembangkan ketrampilan pada siswa. “Itulah tugas-tugas yang harus dilakukan oleh guru sebagai tenaga profesi,” ungkapnya.
Hal yang sama berlaku di Madrasah Diniyah Takmiliyah. Para guru dituntut mengembangkan nilai hidup, ilmu agama dan melatih berbagai keterampilan pada anak didik. "Sehingga siswanya mampu memahami, melatih diri dan mempratikannya dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Peran madrasah diniyah dalam proses internalisasi ajaran Islam dan tradisi keagamaan yang berkembang hingga saat ini tidak dapat disambilalukan dengan begitu saja. “Madrasah diniyah memiliki andil yang begitu kuat dalam melestarikan pola pendidikan Islam yang berkelanjutan,” ungkapnya. Oleh karena itu peran madrasah diniyah tidak pantas diabaikan begitu saja ketika melihat kualitas yang semakin lama kian baik, lanjutnya.
Terakhir dirinya berpesan sehubungan dengan semakin hilang akhlak dan moral anak bangsa. “Madrasah diniyah diharapkan mampu membenahi dan mampu mengembalikan keadaan anak bangsa yang berprilaku baik dan didalamnya terdapat akhlakul karimah dan budi pekerti yang luhur,” pungkasnya. (Azmajaya/Ibnu Nawawi)
Terpopuler
1
Panduan Shalat Idul Adha: dari Niat, Bacaan di Antara Takbir, hingga Salam
2
Takbiran Idul Adha 1446 H Disunnahkan pada 5-9 Juni 2025, Berikut Lafal Lengkapnya
3
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
4
Khutbah Idul Adha: Mencari Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Diri Manusia
5
Terkait Polemik Nasab, PBNU Minta Nahdliyin Bersikap Bijak dan Kedepankan Adab
6
Khutbah Jumat: Meraih Hikmah Kurban di Hari Raya Idul Adha
Terkini
Lihat Semua