Daerah

Membumikan Islam Moderat di Era Milenial

Sab, 29 Februari 2020 | 15:45 WIB

Membumikan Islam Moderat di Era Milenial

KH Ahsin Sakho Muhammad (kiri) saat menyampaikan materi soal Islam Moderat di depan peserta seminar, Sabtu (29/2). (Foto: Muhammad Surya)

Cirebon, NU Online
Himpunan Mahasiswa Mata Kuliah Dasar Umum (HIMMKDU) Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon, melaksanakan seminar nasional dengan mengusung tema Membumikan Islam Moderat di Era Milenial di aula kampus UNU Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (29/2).
 
Wakil Rektor I Bidang Akademisi Dapung mengatakan seminar tersebut termasuk implementasi perguruan tinggi, bahwa UNU Cirebon salah satu Universitas yang berbasis Ahlusunah wal Jamaah.
 
"Artinya, bahwa model UNU Cirebon ini salah satu bentuk yang senantiasa dalam proses pembelajaran selalu berkolaborasi. Dengan adanya kolaborasi sesuai dengan background atau berbasis Nahdlatul Ulama," ujar Dapung.

Ia mengatakan, dengan kampus berbasis NU UNU Cirebon, pihaknya selalu berkerjasama dengan beberapa pondok pesantren. Pasalnya, pada dasarnya NU menyebar di pesantren-pesantren.
 
"Makanya, UNU Cirebon selalu berkolaborasi dalam rangka menyelenggarakan tridharma perguruan tinggi nya dengan orang-orang pesantren," katanya.
 
Sementara itu Dewan Penasihat Yayasan Karantina Tahfidz Al-Qur'an Nasional, KH Ahsin Sakho Muhammad mengatakan bahwa selama ini kita tahu peraktik Islam di Indonesia. Semenjak awal kedatangan Islam di Indonesia sampai pada masa Walisongo sampai saat ini. 

"Apa yang disebarkan oleh-oleh orang Arab di Indonesia membumi di Indonesia. Amailiah NU sebenarnya melanjutkan dari pada amailiah dari orang-orang masa lalu, ada tahlilan ada maulidan dan amalaiah NU lainnya," kata Ahsin kepada awak media, usai isi seminar nasional.
 
Kemudian pemahaman Islam di masa sekarang, dikatakan Ashin dengan adanya persoalan-persoalan di dunia seperti di Palestina, muncul beberapa kelompok Islam di Indonesia ingin menghadapi segala sesuatu itu dengan kekerasan.

"Karena mereka menganggap hanya dengan inilah (kekerasan) permasalahan di dunia bisa diatasi tapi ternyata Islam dari gari keras-keras itu mereka mungkin tujuannya baik tapi pada akhirnya membuahkan kegaduhan," katanya.
 
Dengan ini dirinya mengajak kepada mahasiswa khususnya di era milenial untuk selalu menjaga dan mengamalkan amaliah NU, karena dirinya melihat NU berada di tengah-tengah moderat tidak seperti yang lainnya.
 
Pengasuh Pesantren Ilmu Derma Agung, Gus Kharis Abbas berpepasan kepada generasi milenial untuk selalu berpegang teguh kepada prinsip Ahlussunah wal Jamaah, agar tetap berada di Islam yang moderat.
 
"Pesan-pesannya sih berpegang teguh ke Ahlussunah wal Jamaah Annahdliyah yang diusung NU, kenapa karena ini adalah sebuah lembaga yang hari ini cukup relevan di zamannya, karena bisa menghargai segala bentuk perbedaan, tidak ke kanan tidak ke kiri," ujarnya.

Ia menambahkan agar tidak terkontaminasi terhadap ajaran-ajaran Islam radikal, harus tetap istiqamah dalam amaliah, dan selalu berkonsultasi ke para ulama-ulama dan kiai sepuh serta jangan jauh dari pesantren.
 
Kontributor: M Surya
Editor: Kendi Setiawan