Magetan, NU Online
Banyak kegiatan bermanfaat yang bisa dilakukan selama harus tinggal di rumah. Apalagi di tengah pandemi wabah virus Corona atau Covid-19 yang tengah melanda Indonesia.
Seperti yang dilakukan para santri Pondok Pesantren Roudlotul Huda, Pulorejo Kedungpanji Lembeyan Magetan, Jawa Timur. Mereka demikian semangat memproduksi masker berbahan kain.
“Targetnya, dalam waktu 10 hari kita memproduksi 5000 masker yang akan dibagikan gratis ke masyarakat sekitar dan wilayah yang terdampak langsung Covid-19,” kata Nur Wahid, Selasa (7/4).
Pimpinan Pondok Pesantren Roudlotul Huda ini menjelaskan, tujuan membuat masker untuk membantu warga yang kesulitan mendapatkan. Karena berdasarkan informasi dan fakta di lapangan, keberadaan masker sangat sulit ditemukan. Kalaupun ada, harga di pasaran sudah sangat mahal.
“Kebetulan pondok kami memiliki SMK jurusan tata busana dan juga badan usaha konveksi Roda Khumaira yang selama ini memproduksi seragam sekolah dan pesanan. Jadi fasilitas mesin jahit dan ruang tata busana ini yang kita jadikan tempat memproduksi masker," jelas Gus Wahid, sapaan akrabnya.
Pondok yang diasuh KH Suryani Maulana Chusain ini menyiapkan 10 unit mesin jahit dan 20 tenaga produksi yang berasal dari santri. Masker yang diproduksi adalah berbahan kain dan dibuat model dua lapis sesuai standar yang layak digunakan masyarakat.
Abu Tholhah menjelaskan, pemakaian masker saat keluar rumah sangat penting karena dapat menjadi sarana menangkal berbagai partikel kecil yang masuk ke pernafasan. Salah satunya yakni doplet atau ludah yang menyembur saat berbicara atau bersin.
"Tapi di tengah wabah ini masih banyak masyarakat yang belum memahami itu," ungkap koordinator pembuatan masker tersebut.
Dalam pandangannya, apa yang dilakukan santri dengan membuat dan membagikan ribuan masker secara gratis bukanlah peristiwa besar. Bisa jadi dianggap kegiatan remeh oleh kalangan lain.
"Ini bukan hal besar. Tapi paling tidak inilah ikhtiar yang bisa kami lakukan selaku santri sebagai bentuk kepedulian atas semakin meluasnya wabah Covid-19,” jelas Abu Tholhah yang juga ketua konveksi Roda Khumaira tersebut.
Dirinya berharap apa yang dilakukan pesantren dapat diikuti pihak lain, karena wabah dapat dilawan jika saling membantu dan bekerja sama.
Menurut pria kelahiran Ponotogo tersebut, saat ini yang paling dibutuhkan dalam memproduksi masker adalah kain dan tali. Karenanya, dari bahan yang ada akan dimanfaatkan untuk terus meningkatkan produksi.
"Selama tenaga masih kuat dan bahan kami cukup, insyaallah akan terus produksi. Karena itu doa dan dukungannya,” pintanya.
Di akhir penjelasan, dirinya mengajak semua pihak untuk turut bersinergi dengan berbagi bahan seperti kain dan tali untuk masker.
“Bahkan yang mau menjadi relawan menjahit, menyetrika, dan melipat masker dapat datang ke pondok kami. Mari bergerak dan bergotong royong semampu kita untuk melawan Covid-19,” pungkasnya.
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Aryudi AR