Daerah

Modin di Pasuruan Jatim Dibekali Keahlian Pemulasaraan Jenazah

Sel, 14 Januari 2020 | 10:00 WIB

Modin di Pasuruan Jatim Dibekali Keahlian Pemulasaraan Jenazah

Para peserta pendidikan dan latihan pemulasaran jenazah yang diselenggarakan PC LTMNU Kabupaten pasuruan. (Foto: NU Online/Makhfud)

Pasuruan, NU Online
Tidak banyak masyarakat yang mengetahui terkait penyakit yang diakibatkan oleh jenazah. Pemahaman terhadap hal tersebut sebenarnya cukup penting agar niat baik untuk merawat dan menghormati jenazah tidak berakibat buruk kepada yang hidup.
 
Karenanya, Pengurus Cabang (PC) Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur bekerja  sama dengan Dinas Kesehatan setempat menggelar pendidikan dan pelatihan atau diklat. Kegiatan khusus pemulasaraan jenazah itu diselenggarakan di kawasan Kebun Raya Purwodadi, beberapa waktu berselang.
 
Menurut Ustadz Mundir, kegiatan ini memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait penanganan jenazah yang diduga dan/atau mengidap penyakit menular.
 
"Banyak terjadi di masyarakat, bahkan keluarganya sendiri yang merasa enggan, risih, bahkan jijik merawat jenazah yang dianggap memiliki penyakit menular," ujar Ketua PC LTMNU Kabupaten Pasuruan, Selasa (14/1).
 
Dalam pandangannya, kegiatan memberikan pemahaman kepada peserta baik dari unsur modin atau pemuka agama maupun pengurus masjid tentang kiat dan teknis merawat jenazah.
 
“Terutama ketika memandikan dan mengafani dengan beberapa alat pengaman sehingga tercegah dari unsur penularan secara medis," ungkap Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Pasuruan tersebut.
 
Adapun informasi terkait penyakit menular dari jenazah meliputi semua penyakit yang diidap seseorang pada saat hidupnya dan saat meninggal masih memiliki potensi penularan kepada petugas yang memandikan jenazah yang bersangkutan. 
 
Misalnya penyakit yang menular lewat darah yakni HIV/AIDS, Hepatitis B/C. Jugta lewat tinja berupa tifoid, kolera, hingga disentri. Sedangkan lewat air seni berypa leptospirosis.
 
“Sedangkan lewat dahak yakni TBC, lewat cairan hidung dan ludah berupa difteri dan pertusis. Dan untuk yang diakibatkan dari cairan kelamin bisa GO dan sipilis, serta lewat nanah yakni herpes dan penyakit lainnya,” pungkasnya. 
 
Ustadz Mundir berharap dengan pelatihan tersebut semakin memperkaya pengetahuan para pemuka agama di kampung untuk tetap melayani warga yang terkena penyakit tentunya kehati-hatian yang ekstra.
 
“Bagaimanapun juga, hak seorang Muslim kepada lainnya yang telah meninggal salah satunya adalah merawat hingga mengantarkan ke liang lahat,” pungkasnya.
 
 
Kontributor: Makhfud
Editor: Ibnu Nawawi