Nasional KESEHATAN

Hujan dan Banjir Melanda, Waspadai Penyakit-penyakit Ini

Kam, 2 Januari 2020 | 06:45 WIB

Hujan dan Banjir Melanda, Waspadai Penyakit-penyakit Ini

Warga Jakarta berjibaku di tengah terjangan banjir. (Foto: Antara)

Jakarta, NU Online
Tahun baru 2020 menjadi duka mendalam bagi masyarakat Indonesia, kemarin Rabu (1/1) sejumlah daerah terutama di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten tertimpa banjir yang mengakibatkan rumah-rumah warga runtuh dan hancur. 

Dokter Umum di Rumah Sakit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Mahesa Parandipa mengatakan selain menimbulkan permasalahan ekonomi dan sosial, banjir dapat menimbulkan permasalahan lain yang perlu diperhatikan yakni masalah kesehatan masyarakat terdampak banjir.  

Berikut permasalahan kesehatan yang sering dialami ketika musim hujan dan musibah banjir:

Pertama, kata dia, penyakit yang disebabkan oleh nyamuk. Ia menuturkan, ketika musim penghujan, terjadi genangan air di mana-mana. Genangan air tersebut akan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. 

Genangan air yang jernih akan menjadi tempat terbaik bagi perkembang biakan nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini merupakan perantara (vector) penularan virus Dengue dan virus Chikungunya. 

Virus ini, kata Mahesa sering menimbulkan penyakit ketika musim penghujan dan banjir, misalnya Demam Berdarah dan penyakit Cikungunya. Penyakit  ditandai dengan demam tinggi serta bintik-bintik merah di kulit. 

Sementara itu,  pada penyakit demam berdarah, kondisi pasien akan memburuk jika terjadi penurunan jumlah trombosit dalam darah dan dalam jumlah yang signifikan, karena mengakibatkan terjadi perdarahan di dalam tubuh.

Sedangkan pada penyakit Chikungunya, ditandai dengan panas tinggi serta nyeri pada hampir seluruh persendian.

Selanjutnya, selain nyamuk Aedes Aegypti, di beberapa daerah terdapat nyamuk jenis lain yang akan meningkat jumlahnya, yaitu nyamuk Anopheles yang menularkan parasite malaria. Penyakit itu ditandai dengan demam dengan pola demam tinggi-suhu tubuh menurun dan tubuh terasa menggigil.

Kedua, Diare. Mahesa menyebut di saat musim penghujan dan banjir, sumber-sumber air bersih akan tercemar, sampah serta kotoran akan banyak berserakan di mana-mana, banyak hewan-hewan pengerat atau hewan kecil yang mati karena tenggelam saat banjir melanda. Air yang tidak bersih tentu akan banyak mengandung bakteri. 

Ia menjelaskan, sampah yang berserakan dan hewan yang mati tersebut menyebabkan bertambahnya jumlah lalat yang membawa bakteri kemudian hinggap di makanan atau minuman. Hal ini mengakibatkan kasus-kasus diare banyak terjadi.

"Ketiga, Demam Tifoid. Selain diare, penyakit saluran cerna lain yang sering terjadi saat musim penghujan dan banjir adalah demam tifoid atau tifus. Penyakit yang disebabkan masukkan kuman Salmonella Typhosa ke dalam saluran cerna melalui makanan atau minuman yang dikonsumsi," katanya saat diwawancarai NU Online,  Kamis (2/1).

Ia mengatakan, gejala penyakit tidak khas, ditandai dengan demam tinggi lebih dari 390C, badan lemah, sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, sakit perut, dan pada kasus tertentu muncul penyebaran bercak merah muda (rose spot).

Penyakit keempat adalah Leptospirosis. Menurut Mahesa, saat banjir melanda, tikus-tikus yang banyak berdiam di selokan dan tempat-tempat kotor lain akan banyak keluar dari tempatnya dan berkeliaran kemana-mana.

Bakteri Leptospira ditularkan oleh tikus melalui air kencing. Kulit yang mengalami luka rentan dimasuki bakteri ini pada saat kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi.  

"Gejala penyakit ini ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot, mual, sakit kepala, mata merah dan iritasi. Pasien biasanya membaik dalam waktu satu minggu, sebagian mengalami kondisi yang memburuk yang ditandai dengan gangguan fungsi hati, ginjal , dan jantung," ucapnya. 

Kemudian, infeksi saluran pernafasan (Ispa). Penyakit kelima ini muncul saat musim penghujan dimana, kelembaban meningkat serta suhu udara sedikit lebih rendah dan menyebabkan daya tahan tubuh menurun. 

Daya tahan tubuh yang menurun inilah yang menyebabkan seseorang gampang terinfeksi oleh virus maupun mikroba lainnya.  Infeksi paling banyak dialami adalah infeksi saluran pernafasan akut. Penyakit ini ditandai dengan tidak enak badan. 

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Fathoni Ahmad