Momen Idul Kurban Dimanfaatkan IPNU-IPPNU Ngawi Diskusi Keaswajaan
Senin, 3 Agustus 2020 | 16:30 WIB
Arindya Iryana Putri
Kontributor
Ngawi, NU Online
Momen Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriyah kali ini dimanfaatkan oleh segenap anggota Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Widodaren, Ngawi, Jawa Timur untuk kembali menyambung silahturahim setelah macetnya roda organisasi karena pandemi Covid-19.
"Kita kumpul di sini karena sudah lama tidak gelar kegiatan sekaligus memperteguh pemahaman tentang Keaswajaan NU. Selama pandemi Corona kita tidak bisa mengadakaan kegiatan, jadi untuk merekatkan lagi para anggota yang lama tidak ketemu," ungkap Ketua IPPNU Widodaren Intan Nur Nafiah kepada NU Online, Ahad (2/8).
Dikatakan, inti dari kegiatan kali ini sebenarnya diskusi keaswajaan yang sudah lama kita rencanakan dan momen idul adha ini kita manfaatkan untuk merealisasikannya.
"Ini diskusi Ngolah Pikir (Ngopi) Keaswajaan dan Nyate Bareng IPNU IPPNU Widodaren bertempat di rumah salah satu anggota baru IPPNU Widodaren, Latifah di Kayutrejo, Widodaren, Ngawi," paparnya.
Disampaikan, organisasi IPNU-IPPNU merupakan banom dari NU yang paling awal diikuti oleh masyarakat nahdliyin dan merupakan banom kaderisasi para kaum muda.
"Maka penting untuknya menjawab permasalahan generasi yang ikut NU namun masih awam dengan dasar-dasar organisasi NU, contohnya Keaswajaan NU," ucapnya.
Diskusi keaswajaan oleh IPNU-IPPNU Widodaren, Ngawi, Jawa Timur (Foto: Arinda)
Intan berharap, semoga kegiatan diskusi dan silahturahim ini berlanjut dengan pembahasan konsep diskusi yang lebih matang dan peserta yang lebih pro-aktif lagi.
"Insyaallah kita akan meningkatkan tema pembahasan ke-NUan yang lain seperti PD PRT supaya kader tau baik alasan dan seluk beluk organisasi yang diikutinya," pungkasnya.
Pemantik diskusi Ali Fatah menyampaikan, kader IPNU-IPPNU penting untuk tahu apa itu Aswaja dari dasar. Seperti halnya ketika kita meminum air dari gelas saja belum bisa, masak mau minum dari ceret ?
"Dari hal dasar saja belum paham bagaimana kita bisa tepat dalam memahami aswaja dan pemikirannya saat ini," jelasnya.
Kegiatan diskusi perdana yang berlangsung sejak pukul 14.30 ini tidak hanya diikuti oleh anggota IPNU-IPPNU saja, namun juga turut mengundang pemuda pemudi desa yang bertempat tinggal di sekitar lokasi kegiatan.
Seusai diskusi dan shalat berjamaah, kegiatan dilanjutkan dengan sesi nyate bersama daging kurban yang dibawa oleh beberapa anggota yang ikut. Diharapkan, dengan menikmati daging kurban bersama bisa menambah keberkahan dalam kebersamaan di kegiatan tersebut.
Kontributor: Arindya
Editor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Arus Komunikasi di Indonesia Terdampak Badai Magnet Kuat yang Terjang Bumi
2
PBNU Nonaktifkan Pengurus di Semua Tingkatan yang Jadi Peserta Aktif Pilkada 2024
3
Pergunu: Literasi di Medsos Perlu Diimbangi Narasi Positif tentang Pesantren
4
Kopdarnas 7 AIS Nusantara Berdayakan Peran Santri di Era Digital
5
Cerita Muhammad, Santri Programmer yang Raih Beasiswa Global dari Oracle
6
BWI Kelola Wakaf untuk Bantu Realisasi Program Pemerintah
Terkini
Lihat Semua