Daerah

Nahdliyin Gamping Sleman Gagas TPQ untuk Difabel

Sen, 9 Desember 2019 | 01:00 WIB

Nahdliyin Gamping Sleman Gagas TPQ untuk Difabel

Kegiatan TPQ bagi difabel di Yogyakarta (Foto: Sinung Resteandy)

Sleman, NU Online
Bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional tanggal 3 Desember 2019 yang lalu telah berdiri Taman Pendidikan Al-Qur'an Luar Biasa (TPQLB) Yayasan Spirit Dakwah Indonesia. Pendirian TPQLB ini bersinergi dengan NU Care-LAZISNU DI Yogyakarta dan GP Ansor Gamping.
 
"Sesuai rencana TPQLB khusus untuk anak difabel ini akan diluncurkan pada Ahad tanggal 15 Desember 2019 di SLBN 1 Yogyakarta pukul 09.00-11.00 WIB," kata Ketua PAC Ansor Gamping Mochammad Sinung Restendy, Ahad (8/12).
.
Ia menyebutkan, TPQLB Yayasan Spirit Dakwah Indonesia mengembangkan diri di DI Yogyakarta dengan berkantor pusat di Ambarketawang Sleman Yogyakarta. Sebelumnya sejak tahun 2013 yayasan ini bergerak di Tulungagung Jawa Timur, dan sampai saat ini pun kegiatannya masih aktif disana.
 
"TPQLB Yayasan Spirit Dakwah Indonesia merupakan wadah bagi anak disabilitas di sekitar Yogyakarta untuk belajar ngaji Al-Qur'an juga praktik ibadah. Selain itu TPQLB Yayasan Spirit Dakwah Indonesia tidak memungut satu rupiah pun dalam pelaksanaannya," imbuh Sinung.

Ia juga menyebutkan, ada harapan ke depan akan banyak dukungan baik dari pemerintah dan juga masyarakat agar TPQLB Yayasan Spirit Dakwah Indonesia bisa berkembang. Selain itu TPQ tersebut agar dapat membuka kesadaran kita bahwa belajar agama merupakan kebutuhan dan kewajiban semua orang tanpa membedakan apa pun.
 
Saat ini, ada enam guru yang sudah siap untuk mengajar 20 murid difabel. Ke depannya jika semakin berkembang pasti akan banyak lagi kebutuhan guru yang bisa membantu berjuang untuk mengajar anak-anak difabel.
 
"Karena memang kita menerima semua kategori keterbatasan anak atau segala jenis keterbatasan anak asalkan mau untuk belajar ngaji di sini," tutur Adin Novitasari, Ketua TPQLB Yayasan Spirit Dakwah Indonesia.

Kegiatan TPQLB Yayasan Spirit Dakwah Indonesia atau disingkat SPIDI, hanya dilaksanakan tiap hari Ahad pagi dengan jadwal pekan Ahad pertama hingga kedua diisi dengan ngaji dan menulis Al-Qur'an. Ahad ketiga praktik ibadah yang diselingi dengan menggambar ataupun kaligrafi. Adapun di Ahad keempat atau terakhir setiap bulan diadakan shalawat dan dzikir bersama guru, orang tua, anak dan seluruh masyarakat sekitar.
 
Walaupun bertempat di SLBN 1 Yogyakarta, untuk pengembangannya TPQLB SPIDI sudah melakukan upaya kerjasama dengan beberapa SLB swasta dan negeri di Yogyakarta, termasuk beberapa sekolah inklusi seperti  SDN Demak ijo 2 dan SDN Balecatur 1 di Sleman.
 
Diharapakan TPQLB SPIDI bisa dirasakan manfaatnya untuk semua anak difabel di Yogyakarta dengan terus membangun sinergi bersama dengan orang, lembaga, dan komunitas yang ingin membangun kesejahteraan, pendidikan, dan kemandirian difabel Indonesia.
 
Editor: Kendi Setiawan