Daerah

NU Jateng Sebut Biaya SISNU dan Kartanu Murni dari Warga

Rab, 30 September 2020 | 14:30 WIB

NU Jateng Sebut Biaya SISNU dan Kartanu Murni dari Warga

Sekretaris PWNU Jawa Tengah H Hudallah Ridwan Naim (Foto: NU Online/Samsul Huda)

Semarang, NU Online

Agenda pendataan potensi nahdliyin yang saat ini sedang berlangsung di ranting-ranting di Jawa Tengah melalui program Sistem Informasi Strategis Nahdlatul Ulama (SISNU) terus bergulir secara alamiah dan tidak ada sponsor dana dari pihak manapun.

 

Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah H Hudallah Ridwan Naim mengatakan, pembiayaan program ini murni dari pengurus cabang, MWC, ranting, dan warga NU.

 

"Tidak ada dukungan dana dari sponsor atau pihak ketiga manapun, termasuk biaya produksi Kartu Tanda Anggota Nahdlatul Ulama (Kartanu)," ujarnya kepada NU Online di Semarang, Rabu (30/9).

 

Menurutnya, bagi PWNU agenda utama dari realiasi SISNU ini adalah mendapatkan data tentang potensi warga yang dijamin validitasnya dengan melibatkan pengurus ranting yang dipastikan mengetahui kondisi riil di lapangan.

 

"Kenapa sampai melibatkan secara aktif person-person di ranting, ya agar data yang tersaji di SISNU benar-benar valid," tegasnya. 

 

Terkait dengan Kartanu lanjutnya, PWNU Jateng  hanya memfasilitasi sistemnya saja tidak ikut campur tentang biayanya. 

 

Sedangkan produksi Kartanu secata detail diserahkan sepenuhnya kepada cabang, MWC, ranting, dan warga untuk menentukan dan mensepakati besarannya berapa rupiah tiap Kartanu. 

 

"Tentang biaya Kartanu tiap cabang berbeda-beda biayanya, sepenuhnya diserahkan kepada kebijakan lokal. Kalaupun warga yang sudah dientri datanya tidak berkeinginan mendapat Kartanu, tidak apa-apa dan tidak dikenakan biaya," ucapnya.

 

Dia menambahkan, namun demikian sebagian besar warga yang telah didata berkeinginan mendapatkan Kartanu yang proses produksinya berlangsung cepat, beberapa saat setelah proses entri selesai, Kartanu langsung bisa dicetak.

 

"Dari agenda SISNU ini secara perlahan namun pasti terjadi konsolidasi organisasi secara sistemik dan massif di akar rumput. Semua warga, terutama para kiai baik yang berada di lingkaran struktural maupun yang berjuang secara kultural merasa terlayani oleh Jamiyah," tuturnya.

 

"Nuansa konsolidasi juga menyentuh di lingkungan badan-badan otonom NU yang menilai bahwa tersedianya data lewat SISNU itu dirasa penting. Ini sisi lain keuntungan yang kami dapat, organisasi bergerak dinamis dengan biaya yang minimalis," sambungnya.

 

Kepala Satkorcab Banser Demak Jawa Tengah Teguh Ali Irfan mengatakan, warga Banser di Demak semakin bangga perasaannya ketika mengantongi Kartanu dan data dirinya terdokumentasi dengan rapi di organisasi NU.

 

"Bersama dengan elemen NU lainnya anggota Banser di Demak berpartisipasi aktif membantu agar program SISNU ini berjalan lancar, sukses dan didukung seluruh warga NU di Demak," pungkasnya.

 

Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz