Daerah

NU Kudus Siap Berdayakan Nahdliyin Melalui Lembaga Sosial Mabarrot

Sen, 22 Juni 2020 | 13:30 WIB

NU Kudus Siap Berdayakan Nahdliyin Melalui Lembaga Sosial Mabarrot

Halal Bihalal Lakpesdam NU dan LPPNU Kudus. (Foto: Dok. Lakpesdam NU Kudus)

Kudus, NU Online
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kudus siap memperkuat pemberdayaan Nahdliyin (sebutan warga NU). Penguatan tersebut dilakukan melalui Lembaga Sosial Mabarrot Kudus (LSMK).


Hal tersebut dikatakan H Abdurrahman Mas’ud selaku inisiator LSMK saat berbicara pada halaqah virtual generasi muda Nahdlatul Ulama bertema ‘Reinventing Model Pemberdayaan Umat Warisan para Kiai’, Ahad (21/6).


Mas’ud mengatakan, LSMK mampu menjadi salah satu faktor pemersatu berbagai elemen masyarakat. “LSMK menjadi uniting factor. Dakwah di lembaga tersebut dapat mempersatukan para kiai, perguruan tinggi, aghniya, petani, dengan berbagai elemen lain,” katanya.


Menurut Guru Besar UIN Walisongo Semarang ini, dakwah melalui LSMK merupakan wujud konkret bahwa af’al (perbuatan) lebih kuat dari aqwal (perkataan).


“Melakukan kegiatan-kegiatan nyata itu dapat dirasakan masyarakat, tidak hanya sekedar berbicara saja. Lembaga ini bergerak untuk bagaimana warga Kudus bisa mandiri,” terang Doktor jebolan UCLA Amerika Serikat ini.


Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rais Syuriyah PCNU Kudus KH Ma’shum AK mengungkapkan, ada hal yang harus diingat oleh warga Kudus untuk menjadi pedoman dalam melakukan berbagai pergerakan.


“Kita punya Sunan Kudus, Sunan Muria, KH Raden Asnawi, KH Raden Hambali, yang harus kita ingat jasa-jasanya dalam menyebarkan Islam dan juga Nahdlatul Ulama,” ungkapnya saat memberikan sambutan.


Pemberdayaan perempuan
Hal senada juga diungkapkan oleh Hj Nur Aini yang menjadi salah satu narasumber. Ia mengatakan, pemberdayaan perempuan masih tetap terjaga hingga saat ini.


“Pemberdayaan perempuan saat ini berupa produk UMKM, yang dulunya ada usaha membuat kacang goreng, sekarang sudah merambah pada makanan lain yang bermacam-macam, seperti roti, rendang, teri balado, dan lain-lain,” jelasnya.


Ia menambahkan, sistem yang dilakukan adalah dengan memberikan bantuan pinjaman sebesar 1 juta rupiah, yang dapat diangsur 10 kali. Jika dinilai jujur, maka di tahun setelahnya dapat mengajukan pinjaman lagi sebesar 2 juta rupiah. Selain itu, juga dibantu oleh lembaga dalam memasarkan produknya.


Selain itu, menurut Hj Aini, saat ini pemberdayaan perempuan di Kudus semakin kuat. Sembilan kecamatan yang ada di Kudus dapat dibantu dengan pemberian wajan, irisan kerupuk, dan masih banyak lainnya.


Ia bersyukur, ide LSMK dapat membantu memberdayakan perempuan di kota kretek ini. Ia juga berpesan, jika ada kemauan kuat dan kemitraan, harus kita manfaatkan. “Asal jujur, maka dapat dipertahankan,” pungkasnya.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori