Daerah

NU Memberikan Kesempatan Seluruh Warga Berkhidmah 

Sen, 23 September 2019 | 02:00 WIB

NU Memberikan Kesempatan Seluruh Warga Berkhidmah 

Komandan Provost Banser Nasional, H Imam Kusnin Ahmad (dua kanan) pada Diklatsar Banser di Kediri. (Foto: NU Online/Ika)

Kediri, NU Online 
Nahdlatul Ulama telah memberi peluang dan ruang yang luas bagi anggotanya untuk berkhidamah.   Ibarat toko, semua model dagangan dan  wadah perjuangan ada di organisasi yang diinisiasi para pengasuh pondok pesantren di bawah komando Hadratussyech KHM Hasyim Asy'ari.
                      
Untuk pelajar dinaungi dalam organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama  (IPNU), sedangkan pelajar perempuan terhimpun ke IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama. Sedangkan ibu atau sekarang lebih keren dipangil emak-emak dinaungi di Muslimat NU dan remaja putrinya dipayungi di Fatayat NU. Untuk para pemuda disediakan Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan lainnya. 
 
"Jadi, NU menyediakan umat Islam untuk bisa berkhidmah mulai dari yang remaja hingga tua,” kata Komandan Provost Banser Nasional H Imam Kusnin Ahmad, Ahad (22/9).
 
Hal tersebut disampaikannya  saat memberi materi Banser dalam acara Diklatsar Banser angkatan ke 64 Satkorcab Banser Kediri, Jawa Timur di Kecamatan Semen.                           
Menurutnya, tidak hanya itu. Semua kegiatan dan hobi masyarakat ada di dalam NU. Mau organisasi seni dan budaya  bisa  masuk Lesbumi yaitu Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia dan yang senang olahraga bela diri  bisa bergabung di Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa. 
 
"Yang hobi bertani bisa gabung dengan Pertanu dan yang sarjana bisa gabung di Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama atau ISNU,” jelasnya. 
 
“Pokoknya NU itu oke untuk kita semua warga NU," terang mantan komandan Datkorwil Banser Jatim ini.                    
 
Tidak hanya itu, lanjut Kang Kusnin, yang senang dakwah ada Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) dan yang jadi guru bisa gabung di Persatuan Guru Nahdlatul Ulama atau Pergunu. 
 
"Wis pokoke lengkap sekali di NU itu, " tandasnya.                              
 
Namun, semua Banom dan lembaga yang ada itu tidak boleh lupa dengan tugas pokok NU. “Apa itu? Tetap mengembangkan dan mempertahankan ajaran Islam Ahlussunah wal Jamaah an-Nahdliyah dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” jelasnya.                
 
Lalu pertanyaannya fungsi dan tugas Banser apa? Menurut Ketua ISNU Kabupaten Blitar itu ada empat. 
 
Pertama, fungsi utama Banser adalah kaderisasi. “Banser  merupakan perangkat organisasi GP Ansor sebagai kader terlatih untuk pengembangan kaderisasi di lingkungannya,” ungkapnya.
 
Kedua adalah fungsi dinamisator, yakni Banser merupakan perangkat organisasi GP Ansor yang berfungsi sebagai pelopor penggerak program Ansor. 
 
“Ketiga, fungsi stabilisator yang mana Banser merupakan perangkat organisasi yang berfungsi sebagai pengaman program-program sosial kemasyarakatan Ansor,” urainya.
Dan fungsi terakhir Banser adalah katalisator. “Yakni merekatkan hubungan antarkomponen Banom NU dengan masyarakat yang lain,” jelasnya.
 
Sedangkan  tugas utama Banser adalah merencanakan, mempersiapkan dan mengamalkan cita-cita pejuangan GP Ansor serta menyelamatkan dan mengembangkan hasil perjuangan yang telah dicapai. 
 
“Kedua, melaksanakan program sosial kemasyarakatan dan program pembangunan yang berbentuk rintisan dan partisipasi, serta membantu terselenggaranya Sishankamrata di lingkungan Ansor dan lingkungan sekitar,” ungkapnya.   
 
Sedang tanggung jawab Banser adalah menjaga, memelihara dan menjamin kelangsungan hidup dan kejayaan Ansor. “Juga NU dan bersama dengan kekuatan bangsa yang lain untuk tetap menjaga dan menjamin keutuhan bangsa dari segala ancaman, hambatan, gangguan dan tantangan,"  katanya.
 
Agar bisa melaksanakan tugas dengan  maksimal dan terarah Banser  juga diikat sembilan janji yang disebut Nawa Prasetya Banser. 
 
“Setiap anggota Banser harus  berpegang teguh dengan 9 janji Banser tersebut,” kata jurnalis yang telah bergabung di Banser sejak usia SLTA ini.                                
 
"Jadi, Banser harus ikhlas karena Allah SWT, jangan takut dibuli. Banser tidak pernah surut karena bulian. Tapi anggotanya malah terus bertambah.Tidaknya ratusan orang, tapi ribuan orang masuk Banser.Termasuk sampean semua ini," tandas alumni Pesantren Raudlatul Ulum, Kencong, Kediri tersebut.
 
 
Kontributor: Ika
Editor: Ibnu Nawawi