Daerah

Olimpiade Tarikh Nabawi, Cara Santri Bahrul Ulum Peringati Maulid Nabi

Jum, 8 November 2019 | 16:30 WIB

Olimpiade Tarikh Nabawi, Cara Santri Bahrul Ulum Peringati Maulid Nabi

Para santri Bahrul Ulum Tambakberas, Kabupaten Jombang memperingati Maulid Nabi dengan mengikuti beragam lomba. (Foto: NU Online/Syarif Abdurrahman)

Jombang, NU Online 
Madrasah Fattah Hasyim Bahrul Ulum Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur punya cara unik memperingati Maulid Nabi. Para siswa-siswi mengadakan beberapa lomba yang orientasinya adalah pengenalan tentang sejarah hidup Nabi Muhammad SAW.
 
Di antara lomba-lomba itu adalah pohon literasi yang berisi penulisan riwayat hidup nabi dan kuis tarikh nabawi atau kuis sejarah kenabian. Soal-soal disusun berdasarkan fragmen sejarah hidup Rasulullah SAW.
 
Lomba pohon literasi dilaksanakan tanggal 4-8 Nopember 2019. Ketentuan pohon berbentuk 3 dimensi, pohon wajib diisi oleh seluruh keluarga kelas. Pohon berisi tulisan tentang hal yang paling menarik tentang kehidupan nabi yang ditemukan dalam bacaan atau cerita. Jadi harus mencantumkan nomor absen nama siswa dan sumber sejarah.
 
"Penilaian pada kreativitas, kekompakan kelas dan isi tulisan," kata Bidang Humasy dan Kesiswaan MA Fattah Hasyim, A Fadlan Murtadlo, Jumat (8/11).
 
Panitia juga membuat lomba olimpiade dalam konsep kuis tarikh (sejarah) Nabi Muhammad pada tanggal 6-7 Nopember 2019. Ketentuan peserta adalah tim yang terdiri dari 2 orang siswa per kelas, tiap tim akan diberikan kisi-kisi soal olimpiade. Penilaian tahap seleksi diambil tim terbaik dari hasil tes tulis. Tahap final berupa soal lisan berbentuk cerdas cermat yang diikuti oleh tiga finalis dengan nilai tertinggi.
 
Dengan kuis ini, secara tidak langsung siswa mengikuti, fragmen-fragmen penting dalam hidup nabi, seperti peristiwa Badr, Uhud, Fathul Makkah, syiir penyambutan nabi, hijrah ke Madinah, Perang Khandaq, Piagam Madinah, diangkatnya beliau menjadi nabi, dakwah siriyah dan jahriyah.
 
"Diambil juara 1 dan 2 tiap jenjang," tambah ustaz asal Jambi ini.
 
Sementara itu, salah satu guru MA Fattah, Hasyim M Zulianto menjelaskan, lewat model memperingati Maulid Nabi ini para pelajar bisa meneladani nabi sebagai manusia yang memanusiakan manusia. Di antara hal yang dipelajari adalah bagaimana Nabi Muhammad yang welas asih kepada seorang majusi buta yang setiap hari mencelanya dan sekaligus setiap hari nabi lah yang memberi suapan bubur sambil mendengarkan gunjingannya kepada pribadi nabi.
 
Selain itu, dengan model kuis, siswa dengan riang bisa belajar mengenal pribadi-pribadi hebat di sekitar nabi. Siapa al-Sabiqunal Awalun, Sayidah Khadijah, Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali. Siapa Bilal bin Rabbah, Jabir bin Abdullah, Zaid bin Haritsah, Hamzah dan Abbas.
 
"Saya sempat tercengang ketika bertanya dari nasab siapa Nabi Muhammad bertemu dengan nasab Sayidah Khadijah?. Dan anak kecil kelas 7 angkat tangan dengan jawaban Qusoi bin Kilab," jelas Zulianto.
 
Lanjutnya, dari hikayat hidup nabi dan para sahabat itulah para siswa-siswi menemukan teladan hidup yang indah, penuh kasih sayang nan bijak. Dengan mengenal mereka pula, siswa menemukan wajah Islam yang rahmatal lil alamin.
 
Dari sini cukuplah kesimpulan aforisma Saidina Umar yang dikutip Syekh Syihabuddin Ahmad bin Hajar al-Haitami al-Syafi'i (899-974 H/1494-1566 M) dalam kitabnya al-Ni'mahtul Kubro 'ala Alam fi Maulidi Sayyidi Waladi Adam :
 
‎من عظم مولد النبي قد أحيا الإسلام
 
"Barangsiapa yang mengagungkan maulid Nabi SAW sungguh ia telah menghidupkan agama Islam'.
 
"Acara puncaknya pembacaan maulid diba'," tandasnya.
 
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin